Selasa 07 May 2019 10:23 WIB

Dolar AS Ketat di Asia, Perang Dagang AS-Cina Jadi Fokus

Ada pembicaraan kesepakatan dagang AS-Cina tercapai pekan ini.

Karyawan menghitung mata uang dolar Amerika Serikat di gerai penukaran mata uang asing Ayu Masagung, Kwitang, Jakarta Pusat, Senin (28/1/2019).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Karyawan menghitung mata uang dolar Amerika Serikat di gerai penukaran mata uang asing Ayu Masagung, Kwitang, Jakarta Pusat, Senin (28/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Kurs dolar AS menggantung di dekat level terendah lima pekan terhadap yen pada perdagangan Asia, Selasa (7/5) pagi. Ketatnya pergerakan dolar AS terjadi setelah kekhawatiran tentang ketegangan perdagangan Amerika Serikat dan Cina menghidupkan kembali kekhawatiran tentang prospek pertumbuhan global.

Greenback relatif tidak berubah terhadap sebagian besar mata uang utama lain. Bahkan, ketika komentar dari Gedung Putih bahwa Cina telah menjauh dari komitmen terkait perdagangan, mendorong imbal hasil obligasi AS dan saham berjangka turun.

Indeks dolar AS terhadap sekeranjang mata uang utama lain pada dasarnya tidak berubah di 97,53, setelah mengakhiri sesi sebelumnya hampir datar. "Dari perspektif Cina, putusnya negosiasi tidak benar-benar menguntungkan bagi perekonomian domestik. Saya pikir mereka ingin mendapatkan kesepakatan dengan cara apa pun," kata Yukio Ishizuki, ahli strategi mata uang senior di Daiwa Securities.

Sementara itu ada pembicaraan bahwa Washington dan Beijing mungkin mencapai kesepakatan perdagangan pekan ini. Kemungkinan negosiasi akan memakan waktu lebih lama.

Terhadap yen, dolar AS lebih rendah di level 110,655 yen. Dolar AS telah menyentuh level terendah lima pekan di 110,255 yen per dolar AS selama sesi sebelumnya.

Senin malam (6/5), Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan Cina telah menjauh dari komitmen yang dibuat selama negosiasi perdagangan. Lighthizer mengatakan kantornya mungkin akan mengeluarkan pemberitahuan pada Selasa tentang usulan kenaikan tarif barang-barang Cina senilai 200 miliar dolar AS menjadi 25 persen dari 10 persen.

Euro bertahan stabil di 1,1199 dolar AS. Dolar Australia naik 0,1 persen pada 0,6993 dolar AS.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement