Senin 06 May 2019 13:04 WIB

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama Terus Membaik

Pertumbuhan ekonomi semakin membaik dengan momentum Ramadhan dan Lebaran.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolanda
EKSPOR. Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Malahayati, Krueng Raya, Aceh Besar, Aceh, Selasa (2/4). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama tahun ini mencapai 5,07 persen atau tumbuh sedikit dibanding dengan periode yang sama pada tahun lalu, yakni 5,06 persen.
Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa
EKSPOR. Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Malahayati, Krueng Raya, Aceh Besar, Aceh, Selasa (2/4). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama tahun ini mencapai 5,07 persen atau tumbuh sedikit dibanding dengan periode yang sama pada tahun lalu, yakni 5,06 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama tahun ini mencapai 5,07 persen atau tumbuh sedikit dibanding dengan periode yang sama pada tahun lalu, yakni 5,06 persen. Sedangkan, pada kuartal pertama 2017 adalah 5,01 persen dan 4,94 persen pada 2016. 

Kepala BPS Suhariyanto menilai, kondisi tersebut menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia terus membaik. Ia berharap, angka ini dapat membaik pada kuartal kedua karena ada pemicu yang memperkuat pertumbuhan ekonomi. "Di antaranya konsumsi rumah tangga karena ada momentum Ramadhan dan Lebaran," tuturnya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (6/5). 

Baca Juga

Tapi, Suhariyanto menuturkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami penurunan secara kuartal, yakni 0,52 persen. Hal ini terbilang biasa karena terjadi faktor musiman, di mana kuartal pertama akan mengalami perlambatan dibanding dengan kuartal keempat 2018. 

Dilihat berdasarkan kuartal, pertumbuhan ekonomi tertinggi terletak pada lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan yang tumbuh ekspansi 14,10 persen. Suhariyanto menjelaskan, ini dapat dipahami karena kuartal pertama merupakan puncak musim panen, yaitu Januari sampai Maret. "Sebelumnya, pada kuartal keempat 2018, masih berlangsung proses tanam," ujarnya. 

Secara tahunan, Suhariyanto mencatat, pertumbuhan ekonomi tertinggi di kuartal pertama 2019 terletak pada sektor jasa perusahaan yang mencapai 10,36 persen. Selain itu, ada jasa lainnya yakni 9,22 persen dan informasi dan komunikasi 9,03 persen. 

Menurut lapangan usaha, industri, perdagangan dan pertanian masih berkontribusi besar terhadap struktur pertumbuhan ekonomi dengan masing-masing sharenya adalah 20,07 persen, 13,20 persen dan 12,65 persen. 

Dari tiga sektor tersebut, hanya perdagangan yang memiliki pertumbuhan PDB lebih tinggi dibanding dengan pertumbuhan ekonomi nasional, yaitu mencapai 5,26 persen. Sedangkan, industri hanya tumbuh 3,86 persen, dan pertanian tumbuh 1,81 persen. "Ini perlu menjadi perhatian pemerintah," ucap Suhariyanto.  

Salah satu sektor yang juga harus menjadi perhatian adalah konstruksi. Suhariyanto menuturkan, pada kuartal pertama 2019, sektor ini tumbuh 5,91 persen. Meski sudah tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi nasional, angka tersebut melambat dibanding dengan kuartal keempat 2018 yang mencapai lebih dari tujuh persen. 

Menurut Suhariyanto, perlambatan pertumbuhan sektor konstruksi dapat terlihat dari indikasi produksi dan penjualan semen yang mengalami penurunan. BPS mencatat, produksi semen pada kuartal pertama 2019 turun 2,53 persen secara tahunan (year on year/ yoy), sementara penjualan dalam negeri juga turun 4,81 persen (yoy).  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement