Kamis 02 May 2019 23:59 WIB

Cerita Warga Karawang Memulai Bisnis dari Nol Hingga Sukses

Sari Arsiyanti mendapatkan pelatihan usaha dari BTPN Syariah.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Dwi Murdaningsih
Dana bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). (ilustrasi)
Foto: www.inilahjabar.com
Dana bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG --- Manfaat program pemberdayaan nasabah perempuan di segmen prasejahtera produktif Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) Syariah dirasakan masyarat di Kabupaten Karwang, Jawa Barat. Nasabahnya mampu mengubah kondisi perekonomian keluarganya menjadi semakin baik.

Misalnya saja Sari Arsiyanti (42 tahun). Delapan tahun lalu, Sari dan keluarga kecilnya masih tergolong dalam keluarga prasejahtera. Bersama suaminya, Sari sempat memulai bisnis dengan berjualan pakaian. Tapi itu tak bertahan lama.

Baca Juga

Masalah permodalan menjadi salah satu hambatannya. Namun, Sari tak putus asa. Ia kembali mencoba peruntungannya dengan menggeluti usaha katering meski belum menuai keberhasilan. Hingga pada 2012, Sari mendapatkan informasi program BTPN Syariah tentang pembiayaan untuk pemberdayaan nasabah perempuan di segmen keluarga prasejahtera.

“Saya memulai semua usaha ini benar-benar dari nol, susahnya sudah mengalami. Akhirnya saya bergabung dengan BTPN Syariah dapat permodalan dan ikut pelatihan-pelatihannya,” kata Sari kepada Republika.co.id pada Kamis (2/5).

Sari pun memutuskan untuk bergabung sebagai anggota dalam program pemberdayaan untuk keluarga prasejahtera itu. Ia pun memperoleh pinjaman awal sebesar Rp 3 juta. Modal itu pun dimanfaatkannya untuk membuka usaha kuliner ayam bakar.

Berkat pendampingan tim BTPN Syariah, usaha kuliner ayam bakar miliknya pun tarsus berkembang. Bahkan Sari kembali mendapatkan pembiayaan untuk lebih mengembangkan bisnisnya itu.

Kini Sari pun telah memiliki 2 warung ayam bakar di Karawang yang selalu ramai didatangi pengunjung saban harinya. Tak tanggung-tanggung, laba bersih yang dikantonginya untuk setiap warung mencapai Rp 3 juta per hari. Sari yang tadinya tergolong keluarga prasejahtera kini bahkan telah mampu mempekerjakan sejumlah karyawan.

Berkat usaha ayam bakarnya itu pun ia mampu menyekolahkan anak-anaknya hingga perguruan tinggi serta mewujudkan mimpi suaminya melaksanakan umroh. Ia pun menjadi warga yang menginspirasi warga lain disekitar lingkungannya.

“Saya mendapat pendampingan bagimana menjalankan usaha, mengatur keuangan, itu terus saya geluti. Saya bersyukur bisa mendapat kepercayaan dari BTPN Syariah,” katanya.

Bussines Coach BTPN Syariah Regional Jabar IV Karawang, Ika Julianto mengatakan pertumbuhan nasabah yang menjadi anggota dalam program pemberdayaan tersbut terus mengalami peningkatan setiap bulannya.

Hingga kuartal I tahun ini terdapat sebanyak 52.500 nasabah program pemberdayaan di segmen keluarga prasejahtera dengan total pembiayaan mencapai Rp 213 miliar. Para nasabah yang telah terbentuk berdasarkan kelompok atau sentra nasabah tiap harinya mendapatkan pendampingan dari BTPN Syariah agar dapat mengembangkan bisnisnya dan mampu mengelola keuangan agar bisa mendapat kepercayaan untuk mendapatkan pinjaman kembali. Di karawang sendiri terdapat 4016 sentra dengan 206 karyawan BTPN Syariah yang melakukan pendampingan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement