REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Adaro Energi pada 2019 ini menganggarkan dana untuk investasi sebesar 450 juta hingga 600 juta dolar Amerika Serikat (AS). Direktur Keuangan Adaro Energi, Lukman, menjelaskan, mayoritas dana tersebut digunakan perusahaan untuk melakukan pengembangan dan maintenance di sektor batu bara.
Lukman menjelaskan, dari dana yang dianggarkan sebesar 450 juta dolar hingga 600 juta dolar AS tersebut sepertiganya akan digunakan perusahaan untuk mengembangkan pertambangan perusahaan di Adaro Metcoal Companies (AMC). Selain itu, kata Lukman, perusahaan juga berencana melakukan peremajaan alat-alat berat pada tahun ini.
"Lalu, kedua, kita akan peremajaan alat-alat berat kita, itu kurang lebih sepertiga. Lalu sisanya untuk development lainnya. Kalau berapa persennya coal? Dua pertiga dari capex kita," ujar Lukman di Hotel Raffles, Selasa (30/4).
Lukman juga menjelaskan, dana investasi yang disediakan oleh perusahaan tersebut bersumber dari ekuitas perusahaan. Namun, kata Lukman, perusahaan juga tidak menutup kemungkinan untuk mencari pendanaan melalui penerbitan surat utang atau mengambil pinjaman untuk memenuhi kebutuhan besaran dana investasi.
"Capex akan mix, kita akan gunakan operasional dari EBTIDA yang kita generate, lalu kita financing dari luar. tapi masih kita review market. Apakah mau bond atau big loan," ujar Lukman.
Hal tersebut juga diamini oleh Presiden Direktur Adaro Garibaldi Thohir. Boy, sapaan akrab Garibaldi, mengatakan, perusahaan tidak menutup diri untuk mencari financing untuk memenuhi kebutuhan investasi perusahaan. Hanya saja, kata Boy, perlu ada strategi khusus untuk bisa memenuhi kebutuhan dana ini.
"Kita selalu dalam posisi open, source financing mana yang murah. Tapi kita juga harus lihat buat kebutuhan apa," ujar Boy.