Jumat 26 Apr 2019 20:09 WIB

AMA: Milenial Harus Jadi Marketing Andal

Milenial wajib punya kemampuan menjual yang baik.

Mantan CEO OLX Daniel Tumiwa (kiri) dan Presiden AMA Indonesia DKI Jakarta Muhammad Rifqi Alam (kanan).
Foto: DOK. AMA
Mantan CEO OLX Daniel Tumiwa (kiri) dan Presiden AMA Indonesia DKI Jakarta Muhammad Rifqi Alam (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Manajemen Indonesia (AMA Indonesia) chapter DKI Jakarta tertantang untuk membantu Tanah Air menghasilkan kaum muda yang andal dalam hal marketing. Dengan visi tersebut, AMA DKI Jakarta ingin menjadikan para pekerja khususnya kaum milenial menjadi tenaga ahli marketing bagi perusahaan di Indonesia. Tujuan ini seiring dengan bulan April yang identik dengan Hari Marketing Indonesia, tepatnya setiap tanggal 1 April.

“Sesuai dengan visi organisasi, yakni menjadikan masyarakat manajemen Indonesia sebagai kaum profesional. Maka dari itu, kami membuat seminar agar para pekerja khususnya kaum milenial dapat menjadi profesional di dunia marketing dan tentunya bagi perusahaan mereka,” ujar President AMA Indonesia chapter DKI Jakarta Muhammad Rifqi Alam, Jumat (26/4).

Rifqi menyadari, dengan perkembangan teknologi membuat budaya kerja juga berubah dibandingkan sebelumnya. Hal ini membuat AMA DKI ingin ikut ambil bagian agar para kaum milenial dapat menjadi  profesional di bidang marketing untuk perusahaannya dengan membuat seminar.

“Dalam rangka hari Marketing Indonesia, AMA DKI Jakarta menggelar seminar dengan tema Creating High Perfoming Milenial Teams dengan menghadirkan Daniel Tumiwa selaku CEO dari OLX serta Founder Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA). Ini agar kaum milenial bukan hanya menjadi pekerja biasa melainkan luar biasa untuk membantu marketing bagi perusahaannya,” ujar Rifqi.

Kegiatan Seminar Creating High Perfoming Milenial Teams ini diadakan di Gedung AIA Central pada Rabu, (24/4). Dengan adanya seminar ini, AMA DKI dapat memberikan kontribusi positif bagi para kaum milenials.

“Dengan perkembangan teknologi membuat pekerjaan sedikit banyak bergeser. Untuk itu, para pekerja di perusahaan khususnya kaum milenial harus diingatkan agar mereka siap menghadapi hal tersebut. Selain itu, kami juga ingin mendorong para kaum milenial tak hanya menjadi pekerja biasa melainkan buzzer marketing bagi perusahaannya,” ujar pria lulusan Universitas Indonesia tahun 2006 ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement