REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Performa positif tampak pada kinerja Bank BJB triwulan I 2019. Salah satu indikatornya terlihat dari penyaluran kredit mikro yang tumbuh 11,1 persen atau mencapai sebesar Rp 5,5 triliun year on year (YoY).
Pertumbuhan itu disampaikan jajaran direksi Bank BJB dalam analyst meeting QI 2019 di Ballroom Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Jumat (26/4). Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko yang melaksanakan tugas Direktur Utama Bank BJB Agus Mulyana mengatakan, pertumbuhan kredit mikro itu memperkuat peran Bank BJB sebagai bank pembangunan.
Pihaknya akan terus mendukung program-program pemerintah, termasuk mendorong pembiayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Peningkatan pertumbuhan kredit di sektor UMKM itu, papar dia, berhasil dilakukan melalui beberapa strategi. Di antaranya, ungkap dia, yakni program One Village One Company (OVOC) dengan memberdayakan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Melalui program itu, kata Agus, Bank BJB mampu meningkatkan akses perbankan di masyarakat perdesaan melalui layanan Laku Pandai, program kemitraan dalam menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan memperkuat sinergi melalui kerjasama dengan BPR dan Lembaga Keuangan Mikro.
Secara keseluruhan, kata Agus, total kredit yang disalurkan Bank BJB mencapai Rp 75,8 triliun dan berhasil tumbuh sebesar 6,2 persen. Di tengah pertumbuhan angka kredit tersebut, pihaknya mampu menjaga rasio kredit bermasalah (NPL) di level 1,68 persen, atau lebih baik dibandingkan rasio NPL rata-rata industri perbankan yang sebesar 2,59 persen.
Selain sektor UMKM, pihaknya juga mendukung pembangunan ekonomi di daerah maupun nasional. Di antaranya melalui pembiayaan kepada sektor infrastruktur. Kata Agus, Bank BJB tetap memprioritaskan proyek-proyek berskala nasional, seperti pembangunan jalan tol, proyek pembangunan pelabuhan baru, proyek penyediaan air minum, dan proyek pembangunan bendungan serta jaringan irigasi yang berada di wilayah Jabar dan Banten.
‘’Dari sisi penghimpunan dana, kami berhasil menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 90,2 triliun yang didorong dari pertumbuhan tabungan sebesar 8,8 persen, sehingga rasio CASA naik dari 46,3 persen menjadi sebesar 48,8 persen,’’ ujar Agus di Jakarta, Jumat (26/4).
Pada triwulan I 2019, pihaknya berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 421 miliar, dengan total aset sebesar Rp 117,7 triliun. Tahun ini, pihaknya bertekad untuk selalu meningkatkan kinerja perseroan, serta selalu siap untuk memberikan layanan terbaik bagi nasabah dan terus membangun perekonomian daerah.