Jumat 26 Apr 2019 15:52 WIB

Perkuat Ekonomi Syariah, KNKS Buat Pusat Data

Saat ini, Indonesia tidak memilili data perkembangan ekonomi syariah yang kuat.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Friska Yolanda
Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) akan menyelenggarakan kegiatan Indonesia Islamic Economy Festival (IIEFEST) yang mengusung Tema ‘Mengawal Indonesia Menjadi Kekuatan Ekonomi Syariah Dunia’. Kegiatan yang akan dilaksanakan pada Jumat (26/4) bertempat di Trans Grand Ballroom, The Trans Luxury Hotel Jalan Gatot Subroto No. 289, Bandung.
Foto: (Foto: Istimewa)
Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) akan menyelenggarakan kegiatan Indonesia Islamic Economy Festival (IIEFEST) yang mengusung Tema ‘Mengawal Indonesia Menjadi Kekuatan Ekonomi Syariah Dunia’. Kegiatan yang akan dilaksanakan pada Jumat (26/4) bertempat di Trans Grand Ballroom, The Trans Luxury Hotel Jalan Gatot Subroto No. 289, Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Direktur Eksekutif Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) Ventje Rahardjo menuturkan KNKS turut berupaya membangun ekosistem halal dalam rangka memperkuat sistem ekonomi syariah di Indonesia. KNKS bersiap mengawal Indonesia menjadi pusat kekuatan ekonomi syariah di dunia.

Ventje mengatakan untuk memperkuat ekonomi syariah dalam waktu dekat pihaknya akan membuat pusat data (data center) perkembangan ekonomi syariah di Indonesia. Pusat data ini akan menjadi basis pengembangan industri syariah ke depannya.

Baca Juga

"Salah satu pekerjaan rumah besar kita adalah menyajikan data yang kita harapkan data ini bisa kita pakai sebagai landasan membuat keputusan kebijakan. KNKS akan mendirikan one data center," kata Ventje dalam gelaran acara Indonesia Islamic Economy Festival (IIEFest) 2019: Halal Lifestyle di Era Milenial di Trans Luxury Hotel Kota Bandung, Jumat (26/4).

Ventje menuturkan saat ini Indonesia tidak memilili data perkembangan ekonomi syariah yang kuat. Selama ini data yang digunakan masih kebanyakan berupa prakiraan. Hal ini dikatakannya menjadi salah satu kendala pengembangan industri halal di Indonesia.

Menurutnya dengan data yang lengkap dan valid seperti pelaku, market share, potensi, maka pengembangan industri halal jauh lebih mudah. Bahkan ia yakin data di lapangan jauh lebih bagus dari catatan saat ini. Tercatat bahwa Indonesia berdasarkan laporan Global Islamic Economy Report berada di posisi 10 sebagai pelaku industri halal di tingkat global.

"Dengan data center itu kita harapkan itu dapat memperbaiki posisi kita. Saat ini baru nomor 10, kalah sama Bahrain yang nomor dua padahal besaran negaranya hanya sebesar Jatinegara. Kita masih kesulitan karena informasi dan data yang kurang. Ini yang akan kita perbaiki dengan data center," tuturnya.

Menurutnya pusat data ini akan mulai dibuat dalam waktu dekat. Karenanya ia meminta dukungan dari berbagai pihak untuk dapat membantu pembuatan pusat dataini. Ia menambahkan dalam waktu dekat akan meluncurkan Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia (MEKSI) 2019-2024. Direncanakan diresmikan pasa 14 Mei mendatang, MEKSI ini bisa menjadi arah kebijakan pengembangan serta langkah nyata ke depannya.

MEKSI 2019-2024 akan diluncurkan dengan empat rekomendasi strategi utama. Pertama, penguatan rantai nilai halal dengan fokus pada sektor atau klaster yang dinilai potensial dan berdaya saing tinggi. Kedua penguatan sektor keuangan syariah dengan rencana induk yang sudah dituangkan dalam Masterplan Arsitektur Keuangan Syariah Indonesia (MAKSI) dan disempurnakan dalam rencana induk ini. Ketiga penguatan UMKM sebagai penggerak utama rantai nilai halal. Keempat pemanfaatan dan penguatan platform ekonomi digital di perdagangan (e-commerce, market place) dan keuangan (teknologi finansial) sehingga dapat mendorong dan mengakselerasi pencapaian strategi lainnya. 

Selain itu, ia menambahkan acara festival ekonomi syariah seperti IIEFest ini akan diadakan di berbagai kota lainnya. Hal ini guna lebih memasifkan lagi tren ekonomi syariah ke masyarakat Indonesia terutama generasi milenial yang akan menjadi tonggak penerus bangsa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement