Jumat 26 Apr 2019 15:31 WIB

Jelang Ramadhan, Pemkot Klaim Pantau Terus Harga Pasar

Harga kebutuhan pokok di pasar masih terbilang stabil.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Friska Yolanda
Harga pangan di Pasar Klojen, Kota Malang relatif stabil, Jumat (26/4).  Kenaikan harga hanya terjadi pada cabai merah.
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Harga pangan di Pasar Klojen, Kota Malang relatif stabil, Jumat (26/4). Kenaikan harga hanya terjadi pada cabai merah.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Malang mengklaim sudah mengantisipasi segala kemungkinan kenaikan maupun penurunan harga komoditas menjelang Ramadhan. Menurut Kepala Dinas Perdagangan (Kadisdag) Kota Malang, Wahyu Setianto, timnya akan terus memantau harga semua komoditas di pasar.

"Kalau ada gejolak kenaikan, kita segera mencari penyebabnya dulu. Kalau penyebabnya karena kelangkaan barang di pasar, kita adakan operasi pasar," kata Wahyu saat dihubungi wartawan, Jumat (25/4).

Untuk sementara, Wahyu menilai, harga kebutuhan pokok masih terbilang stabil. Hanya saja, harga bawang putih sempat mengalami kenaikan pada pekan lalu. Kondisi ini pun membuat pemerintah setempat mengadakan operasi pasar.

Pedagang Pasar Klojen, Ninik (35) mengungkapkan, harga pangan di pasar tradisional Kota Malang memang masih relatif stabil di 10 hari menjelang Ramadhan. Kenaikan hanya terjadi pada komoditas cabai merah. Semula harga cabai merah hanya Rp 28 ribu per kilogramnya. 

"Tapi kemarin sempat naik menjadi Rp 32 ribu per kilo," kata Ninik saat ditemui Republika.co.id, Jumat (26/4).

Berbeda dengan jenis ini, cabai rawit justru mengalami deflasi dibandingkan pada hari penyoblosan Pemilu lalu. Perubahan harganya dari Rp 25 ribu ke Rp 18 ribu per kilogramnya. 

Harga pangan bawang merah juga mengalami penurunan dari Rp 39 ribu menjadi Rp 33 ribu-Rp 36 ribu per kilogram. Komoditas tomat juga dilaporkan dalam kondisi serupa pada kali ini. Harga yang semula Rp 10 ribu pada Pemilu lalu menurun hingga Rp 7.000 per kilogram.

Di antara komoditas tersebut, harga  bawang putih sebelumnya dilaporkan mengalami kenaikan cukup besar. Namun setelah terdapat kebijakan impor dari pemerintah, nilai komoditas ini langsung turun. 

"Kemarin di kulak Rp 45 ribu, dan kita jualannya jadi Rp 50 ribu. Sekarang turun Rp 35 ribu di kulak sedangkan di kita Rp 40 ribu per kilogram," tambah dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement