Kamis 25 Apr 2019 08:42 WIB

BI Sumbar Antisipasi Kenaikan Harga Jelang Ramadhan

Momentum jelang Ramadhan 1440 H berpotensi menaikkan laju inflasi.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Gita Amanda
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) melakukan sidak ke Pasar Raya Padang. (ilustrasi)
Foto: Republika/Sapto Andiko Condro
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) melakukan sidak ke Pasar Raya Padang. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Barat, Wahyu Purnama mengatakan realisasi inflasi Sumbar hingga bulan Maret 2019 mencapai 0,02 persen (ytd), berada di bawah laju insflasi Sumatera 0,04 (ytd). Dengan laju inflasi tersebut Sumbar menduduki posisi terendah ke lima di kawasan Sumatera. Bila dibandingkan tahun lalu, inflasi Provinsi Sumbar pada periode Ramadhan dan Idul Fitri cenderung berada di atas laju inflasi nasional yaitu berada di atas 1 persen (mtm). 

Tapi momentum jelang Ramadhan 1440 H ini menurut Wahyu berpotensi menaikkan laju inflasi. Karena permintaan akan barang akan tinggi sehingga berpotensi terjadinya kenaikan harga.

Baca Juga

“Ramadan tidak lama lagi, kita perlu antisipasi karena secara hukum ekonomi akan berlaku jika permintaan banyak, harga pasti naik," kata Wahyu, Kamis (25/4).

Wahyu menyebut cara mengantisipasi kenaikan harga dapat dilakukan dengan memastikan pasokan bahan pokok dan distribusinya berjalan dengan baik. Wahyu meminta kepada Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk melakukan langkah-langkah strategis, seperti bersinergi dalam monitoring pasokan, distribusi, dan harga bahan pokok, melakukan stabilisasi harga melalui pasar murah dan operasi pasar, dan meningkatkan pengukuran inflasi. Supaya masyarakat tidak kewalahan selama Ramadhan dan Idul Fitri karena kenaikan harga.

"Koordinasi TPID  Provinsi, Kabupaten dan Kota se Sumbar dalam memastikan kecukupan stok bahan pangan strategis di wilayah Sumbar," ujar Wahyu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement