REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga pemeringkat internasional, Moody's Investors Service, merilis pernyataan resminya terkait Pemilihan Umum 2019 di Indonesia. Menurut lembaga tersebut, kemenangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin yang tercermin dari versi hitung cepat bisa menggairahkan pasar investasi tanah air.
Hal tersebut didukung adanya gabungan antara kebijakan lanjutan dari pemerintahan pada periode pertama dengan kebijakan-kebijakan yang baru. "Kebijakan pemerintah ke depan akan fokus pada pengembangan infrastruktur, peningkatan sumber daya manusia, serta pengurangan bertahap birokrasi yang ketat," ujar analis senior yang juga wakil presiden Moody’s Investors Service Anushka Shah, Jumat (19/4).
Selain baik untuk pasar investasi, menurut Moody's, kemenangan Jokowi-Ma'ruf juga akan membuat pertumbuhan ekonomi menjadi lebih stabil. Pada akhirnya, kestabilan ini akan membantu perkembangan stabilitas pasar keuangan, yang mana sangat krusial dalam memberikan keuntungan yang tinggi dari kepemilikan asing di bond market.
Sebelumnya, berdasarkan versi hitung cepat yang dirilis sejumlah lembaga survei, pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul dibandingkan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Sementara itu, berdasarkan data KPU, hasil perhitungan suara sementara juga menunjukkan hal yang sama.
Hingga Jumat (19/4) pukul 14.00, data Sistem Informasi Perhitungan Suara (Situng) KPU RI menunjukkan Jokowi-Ma'ruf mendapatkan 1.764.574 suara atau 55,14 persen. Sedangkan, pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno meraih 1.435.432 suara atau 44,86 persen.