Jumat 19 Apr 2019 11:00 WIB

Hitung Cepat Pengaruhi Pergerakan Pasar Obligasi

Dalam jangka pendek pasar akan relatif merasakan Jokowi effect.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Layar monitor menunjukan pergerakan grafik surat utang negara di Delaing Room Treasury (ilustrasi).
Foto: Republika/Wihdan
Layar monitor menunjukan pergerakan grafik surat utang negara di Delaing Room Treasury (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemilihan Umum 2019 telah selesai dilaksanakan pada Rabu (17/4) lalu. Berbagai lembaga survei pun merilis hasil penghitungan suara berdasarkan metode quick count atau hitung cepat.

Hasil sementara ini pun memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap pasar obligasi di Tanah Air. Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C. Permana melihat terjadinya penurunan yield Surat Utang Negera (SUN).

Baca Juga

"Yield SUN 10 tahun (acuan) turun drastis dari 7,65 persen di Selasa (16/4) ke 7,58 persen pada Kamis (18/4). Meski demikian dari sisi aliran modal, menurut Fikri, belum ada kesimpulan apapun karena memang waktunya masih singkat.

Di samping lelang juga baru akan diadakan pada pekan depan. Fikri memperkirakan, antusiasme investor asing baru akan terlihat pergerakannya pada lelang pekan depan. Antusiasme dilihat dari banyaknya permintaan di pasar primer.

Apabila Pemilu 2019 dimenangkan oleh petahana, Fikri melihat, dalam jangka pendek pasar akan relatif merasakan Jokowi effect. Artinya, antusiasme pasar lebih tinggi jika dibandingkan Prabowo Subianto yang menang.

Hal ini lebih dikarenakan kebijakan ekonomi Joko Widodo relatif dapat diprediksi pasar. Sebab, kemungkinan kebijakan yan diambil relatif akan sama atau meneruskan yang sudah ada sebelumnya. Sedangkan bila Prabowo menang mungkin akan ada sedikit penyesuaian di pasar khususnya dari sisi kebijakan yang diambil.

Namun secara jangka panjang, dampaknya mungkin relatif hampir sama. Hal ini lebih karena secara makro, sumberdaya yang dimiliki hampir sama.

Tidak hanya itu, tantangan yang dihadapi juga relatif akan sama. "Mungkin caranya aja yang sedikit berbeda," tutup Fikri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement