Selasa 16 Apr 2019 06:59 WIB

Gunakan Bahan Bakar B100, Indonesia Bisa Hemat Rp 150 T

Selama ini Indonesia masih mengimpor solar 16 juta ton per tahun

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nidia Zuraya
Biodiesel (ilustrasi)
Foto: olipresses.net
Biodiesel (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan, penggunaan biodisel berbahan bakar nabati 100 persen (B100) lebih efisien dibanding solar baik dari segi biaya maupun energi. Menurutnya, penggunaan B100 dapat mengurangi kebutuhan solar impor Indonesia dan akan menghemat anggaran sebesar Rp 150 triliun.

“Kita tahu impor solar ada 16 juta ton per tahun, nilainya mencapai Rp 150 triliun. Sekarang produksi dalam negeri itu ada 20 juta ton, sehingga kita bisa hemat cadangan solar dari fosil,” kata Amran, di Jakarta, Senin (15/4).

Baca Juga

Dia menjelaskan, Indonesia memiliki sumber energi potensial yang dapat dimanfaatkan dari sektor pertanian, salah satunya adalah sawit. Terlebih, kata dia, Indonesia merupakan produsen terbesar minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) dunia yang mana produksinya diprediksi mencapai 46 juta ton pada 2019 ini.

Amran memerinci, dari jumlah tersebut setidaknya 34 juta ton dari total produksi dapat dijadikan sebagai komoditas ekspor. Sementara itu sisanya, kata dia, akan digunakan untuk kebutuhan dalam negeri.

Amran menyebut, selama dua tahun terakhir impor solar Indonesia berkurang sebab telah menggunakan 6 juta ton CPO. Selanjutnya, dia menargetkan sebanyak 16 juta ton CPO dapat disubstitusi menjadi solar secara menyeluruh, yakni B100.

“Jadi dalam kurun dua terakhir itu, kita sudah hemat devisa,” kata dia.

Sementara itu dia menjabarkan efisiensi B100 dengan nilai rupiahnya jika dibandingkan solar. Adapun untuk satu kilometer jarak tempuh menggunakan B100 membutuhkan biaya Rp 732, sedangkan satu kilometer menggunakan solar menelan biaya Rp 1.000. Sehingga penggunaan B100 diproyeksi dapat menghemat efisiensi biaya sebesar 25-30 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement