Ahad 14 Apr 2019 19:05 WIB

OJK Komitmen Jalankan Pembiayaan Berkelanjutan

Program ini bertujuan mendorong kinerja ekonomi selaras dengan kelestarian lingkungan

Sambutan Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso pada Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan bertajuk Kolaborasi Membangun Optrimisme dan Akselerasi Pertumbuhan Berkelanjutan, di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (21/1).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Sambutan Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso pada Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan bertajuk Kolaborasi Membangun Optrimisme dan Akselerasi Pertumbuhan Berkelanjutan, di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (21/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen untuk menjalankan program pengembangan pembiayaan berkelanjutan. Hal ini bertujuan untuk mendorong kinerja pertumbuhan ekonomi yang selaras dengan upaya kelestarian lingkungan dan sosial masyarakat.

"OJK akan melakukan pendalaman pasar keuangan melalui penciptaan produk keuangan yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang memperhatikan dampak sosial dan lingkungan," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Ahad (14/4).

Hal tersebut diungkapkan Wimboh pada Dinner Reception The 6th Sustainable Banking Network (SBN) Global Meeting pada acara Tri Hita Karana Roadmap for Blended Finance yang diselenggarakan oleh OECD dan Tri Hita Karana di Washington, Amerika Serikat. Menurut Wimboh, bagi negara berkembang seperti Indonesia, upaya mendorong pertumbuhan ekonomi sangat penting untuk mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera, antara lain dengan membangun infrastruktur di berbagai daerah.

"Namun demikian, pembangunan infrastruktur yang masif ini harus memperhatikan dampak lingkungan dan sosial masyarakat agar tidak menimbukan permasalahan sosial di kemudian hari. Untuk itu, pembangunan infrastruktur suatu negara harus sejalan dengan upaya pencapaian sasaran pembangunan berkelanjutan," ujarnya.

Ia menambahkan industri jasa keuangan memiliki peran penting untuk menyediakan pembiayaan pembangunan infrastruktur melalui instrumen keuangan berbasis hijau. Sehingga, pembangunan infrastruktur dapat dilakukan dalam koridor ramah lingkungan dan sosial.

Saat ini, sejumlah hal perlu dilakukan untuk mendorong berkembangnya pembiayaan berkelanjutan seperti tersedianya program yang sistematis dan masif untuk memastikan kepedulian di semua pemangku kepentingan maupun kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta.

Selain itu, kebutuhan ekosistem yang semakin lengkap dan komitmen dari komunitas global untuk membantu negara-negara berkembang dalam menyediakan ekosistem yang dibutuhkan.

Dalam konteks pengembangan pembiayaan berkelanjutan ini, OJK dalam tiga tahun terakhir, telah melakukan berbagai hal seperti menyusun peta jalan, menyediakan kerangka regulasi bagi pembiayaan berkelanjutan, penerbitan obligasi maupun sukuk hijau, sosialisasi dan peningkatan kapasitas pelaku di industri keuangan. Upaya ini telah didukung oleh lembaga naungan Grup Bank Dunia, International Finance Corporation (IFC), yang telah berkomitmen masuk ke pasar obligasi hijau Indonesia senilai 1,5 miliar dolar AS pada 2019 dan Sustainable Banking Network (SBN).

Dengan dukungan besar dari Tri Hita, Indonesia telah berhasil mendapatkan dana 2,46 miliar dolar AS sebagai komitmen untuk membiayai 31 proyek melalui skema pembiayaan campuran, dari berbagai pemangku kepentingan domestik dan global. Dari 31 proyek tersebut, sebanyak enam proyek baru selesai pada tahun 2018, sedangkan paling tidak tujuh proyek akan direalisasikan tahun 2019.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement