Ahad 14 Apr 2019 00:30 WIB

Soal Investasi, Kepala BKPM: Sudah Tepat Sasaran

Investasi yang berkualitas bisa menciptakan lapangan pekerjaan.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong.
Foto: Antara/Jefri Tarigan
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Koordinator Penenaman Modal (BKPM), Thomas Trikasih Lembong mengatakan realisasi investasi yang sudah dicapai indonesia saat ini sudah tepat sasaran. Meski memang secara capaian target, kata Thomas masih kerap naik turun.

Ditemui saat mendatangi lokasi debat terakhir di Hotel Sultan, Thomas menjelaskan selama ini pemerintah tak hanya melihat investasi dari kuantitas saja. Ia menjelaskan investasi juga harus berkualitas dan bisa berdampak kepada masyarakat.

Baca Juga

"Kita bukan cuma kejar target tapi kita juga ingin pastikan investasinya tepat sasaran, kita ingin melihat penghasilan masyarakat berdampak langusng terhadap tumbuhnya investasi," ujar Thomas, Sabtu (13/4).

Thomas juga menjelaskan investasi yang berkualitas juga bisa menciptakan lapangan pekerjaan. Sejauh ini kata Thomas hal tersebut sudah tercipta terutama di sektor komoditas yang menjadi unggulan ekspor.

Selain itu, investasi yang berkualitas kata Thomas merupakan investasi yang bisa menambah devisa. Disatu sisi, investasi tersebut hasilnya bukan hanya berupa keuntungan saja tetapi juga menjadi modal tambahan untuk membangun industri lain atau industri turunananya kembali.

"Sehingga investasi itu juga tak sekedar menanamkan modal saja, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi negara," ujar Thomas.

Sepanjang tahun 2018 tercatat realisasi investasi sebesar Rp 721,3 triliun. ealisasi investasi di 2018 mengalami pertumbuhan secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan 2017. Pertumbuhan tersebut sebesar 4,1 persen. Jika dirincikan, total investasi dari PMDN 2018 adalah Rp 328,6 triliun atau meningkat 25,3 persen dibandingkan 2017 yang sebesar Rp 262,3 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement