Selasa 09 Apr 2019 10:21 WIB

Pinterest Targetkan 11,3 miliar dolar AS dari IPO

IPO Pinterest akan mengikuti Lyft Inc dan Levi Strauss yang juga akan go public.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Friska Yolanda
Pinterest
Foto: Reuters
Pinterest

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Pinterest pada Senin (8/4) menetapkan kisaran harga 15 hingga 17 dolar AS per saham dalam penawaran umum perdana (IPO). Perusahaan berbagi momen tersebut melepas 75 juta saham, dengan valuasi di bawah 12 miliar dolar AS.

Pada ujung atas kisaran targetnya, perusahaan dapat memiliki valuasi pasar sekitar 11,30 miliar dolar AS. Pinterest dapat mengumpulkan 1,3 miliar dolar AS dalam hasil bersih, dengan mempertimbangkan unit dan opsi saham terbatas.

Baca Juga

Pada Januari, dilaporkan bahwa Pinterest berencana untuk IPO dengan nama 'PINS' di Bursa Efek New York. Diperkirakan Pinterest dapat mengumpulkan sekitar 1,5 miliar dolar AS. 

Perusahaan, yang memiliki situs pencarian gambar yang terkenal dengan foto makanan dan mode yang diposkan penggunanya, melaporkan pendapatan tahunan 755,9 juta dolar AS pada 2018, naik 60 persen dari tahun sebelumnya. Tetapi perusahaan belum membukukan keuntungan meskipun kerugian bersihnya berkurang menjadi 62,97 juta dolar AS pada tahun 2018 dari 130 juta dolar AS pada tahun sebelumnya.

Perusahaan akan go public dengan struktur saham dua kelas untuk memusatkan kekuatan memilih dengan pemegang saham Kelas B, yang termasuk co-founder Presiden dan CEO Benjamin Silbermann, menurut pengarsipan dengan Komisi Sekuritas dan Bursa AS. Pinterest akan bergabung dengan sejumlah perusahaan besar yang go public, termasuk Lyft Inc dan Levi Strauss. Perusahaan transportasi online, Uber Technologies Inc, juga diperkirakan akan memulai IPO bulan ini.

Profitabilitas telah menjadi tema utama bagi perusahaan yang telah go public sejak awal tahun. Saham Lyft tergelincir di bawah harga IPO mereka pada hari kedua setelah debutnya karena para analis tidak melihat jalur yang jelas untuk profitabilitas.

IPO Pinterest dan unicorn yang merugi lainnya telah menghadirkan kesulitan bagi para investor karena mereka tidak mau ketinggalan pada perusahaan-perusahaan populer dengan pertumbuhan yang cepat. Namun pada saat yang sama, mereka harus mempertimbangkan risiko bisnis dengan ekonomi yang belum terbukti. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement