Senin 08 Apr 2019 15:37 WIB

BUMN Diajak Bangun Konstruksi Smelter

BUMN mulai sekarnag diajak bangun konstruksi smelter

Smelter (Ilustrasi)
Smelter (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) kian memantapkan komitmennya dalam membangun pabrik Ferronickel (smelter). Pasalnya, pembangunan konstruksi smelter perusahaan tambang itu akan segera dimulai.

PT CNI resmi memberikan kepercayaan pembangunan konstruksi smelternya kepada perusahaan BUMN berbendera PT Pembangunan Perumahan (PP) Persero.  "PT CNI bahkan telah menandatangani Perjanjian Jasa Konstruksi dengan PT. PP untuk dimulainya Pembangunan Infrastruktur Utama dan Infrastruktur Pendukung Ferronickel Smelter di Jakarta,'' kata Derian Sakmiwata selaku Presiden Direktur PT CNI Jumat (5/4).

Menurutnya,  kepercayaan ini diberikan oleh PT CNI kepada PT PP dengan semangat untuk memaksimalkan muatan local (local content) dalam kegiatannya sesuai yang diatur perundangan. Yakni sesuai Pasal 61 Peraturan Pemerintah No 29 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan Industri serta Keputusan Menteri ESDM nomor :1953 K/06/MEM/2018 tentang Penggunaan Barang Operasi, Modal, Peralatan, Bahan Baku dan Bahan Pendukung lainnya yang diproduksi dalam negeri pada sektor energi dan Sumber Daya mineral.

Selain itu, setelah penandatanganan Perjanjian ini kata Derian, PT PP akan segera melakukan mobilisasi dan persiapan di lokasi pekerjaan di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.

"Groundbreaking di lokasi Smelter akan dilakukan pada Bulan Mei 2019. Ditargetkan Pembangunan Infrastruktur Utama dan  Infrastruktur Pendukung Ferronickel Smelter ini selesai pada akhir tahun 2021," terang Derian seraya mengatakan PT PP akan bekerja di lokasi rencana pabrik yang telah disiapkan oleh PT CNI dengan luasan total 400 Ha.

Derian juga menambahkan, pembangunan tersebut juga merupakan bagian dari komitmen Rencana Pengembangan Fasilitas Pengolahan Bijih Nickel  (Smelter) PT CNI yang mengadopsi teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF). Sedangkan otal kapasitas pabrik Smelter yang direncanakan ini akan memakan pasokan listrik sebesar 4x72 MVA (Mega Volt Ampere) dengan umpan  5 juta ton bijih Nickel dan akan menghasilkan 230,000 ton Ferronickel dengan kadar Nickel 22%-24%.

"Pembangunan Smelter PT CNI akan dilakukan melalui 3 Phase pembangunan; Phase 1 1x72MVA,  Phase 2 1x72 MVA, Phase 3 2x72MVA. Total investasi direncanakan sebesar 705 juta dolar AS di luar pembangunan fasilitas Pelabuhan serta infrastruktur pendukung dan lain-lainnya," ujar Derian.

Sedangkan untuk penyediaan teknologi Smelter ini kata Derian, PT CNI telah menunjuk ENFI China, salah satu perusahaan BUMN  penyedia jasa engineering terbesar milik Pemerintah China. Perusahaan ini telah memiliki pengalaman lebih dari 60 tahun di  bidang pengolahan dan pemurnian Non-ferrous metal, terutama Nickel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement