Rabu 03 Apr 2019 11:54 WIB

Investasi Surat Utang SBR006 Bantu Kelestarian Lingkungan

Pemerintah resmi menjual instrumen SBR006 dengan masa tenor tiga tahun ke investor

Selain saham dan reksadana, obligasi bisa menjadi salah satu sarana investasi.
Foto: Aditya Pradana P/Republika
Selain saham dan reksadana, obligasi bisa menjadi salah satu sarana investasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan investasi pada instrumen ritel Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR006 dapat membantu upaya kelestarian lingkungan alam. Direktur Surat Utang Negara Loto Srinaita Ginting mengatakan gaya hidup yang memperhatikan kelestarian alam itu dapat bermanfaat bagi kelangsungan generasi muda di masa depan.

"Menjaga kelestarian lingkungan adalah suatu investasi yang akan bermanfaat untuk kelangsungan hidup generasi berikutnya," ujarnya dalam pernyataan di Jakarta, Rabu (3/4).

Baca Juga

Oleh karena itu, pemerintah menerbitkan SBR006 dengan tema 'Cerdas Menjaga Pertiwi, Pintar Berinvestasi Kini Untuk Nanti' sebagai upaya mengusung semangat hari Kartini maupun Bumi yang jatuh pada April.

Ia menambahkan penerbitan instrumen obligasi ritel ini tidak hanya bertujuan untuk memperluas basis investor domestik dan mempermudah akses investasi, namun juga memenuhi sebagian pembiayaan dalam APBN 2019. "Dengan berinvestasi di SBR, masyarakat sudah berpartisipasi aktif dalam mendukung keberlangsungan pembangunan yang manfaatnya akan dinikmati masyarakat Indonesia saat ini dan masa depan," ujar Loto.

Sebelumnya, pemerintah secara resmi menjual instrumen SBR006 dengan masa tenor tiga tahun kepada investor individu melalui jaringan e-SBN.

Masa penawaran SBR006, yang mempunyai tanggal jatuh tempo pada 10 April 2021 ini, telah dimulai pada 1 April dan penutupan pada 16 April 2019. Intrumen ritel ini mempunyai tingkat kupon mengambang minimal sesuai dengan suku bunga acuan Bank Indonesia, saat ini sebesar 6,00 persen, ditambah spread tetap 195 basis poin.

Untuk periode tiga bulan pertama pada 11 April sampai 10 Juli 2019, tingkat kupon ditetapkan sebesar 7,95 persen, dan penyesuaian berikutnya akan dilakukan setiap tiga bulan.

Masyarakat dapat memesan Surat Utang Negara ritel ini dengan minimum pemesanan sebesar Rp1 juta dan maksimal sebesar Rp3 miliar.

Untuk investasi ini, pemerintah menggandeng tiga mitra distribusi baru yang akan membantu penjualan, yaitu PT Bank Maybank Indonesia, PT Danareksa Sekuritas dan PT Nusantara Sejahtera Investama (Invisee).

Dengan demikian, mitra distribusi untuk penjualan Surat Utang Negara ritel online saat ini berjumlah 14 yang terdiri dari tujuh bank, dua perusahaan efek, tiga perusahaan efek khusus dan dua perusahaan teknologi finansial.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement