Selasa 02 Apr 2019 18:09 WIB

Pemerintah Cari Formula Terbaik Tentukan Harga Green Diesel

Konversi minyak kelapa sawit menjadi bahan bakar ramah lingkungan dilakukan Pertamina

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Menghitung untung-rugi pemakaian biodiesel.
Foto: Republika
Menghitung untung-rugi pemakaian biodiesel.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan tak menampik ke depan Indonesia bisa terbebas dari beban impor solar yang mencapai dua pertiga dari total kebutuhan impor minyak mentah dalam setahun. Hal ini bisa digantikan dengan green diesel, yaitu menggunakan minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) sebagai 100 persen bahan bakar murni. 

Sayangnya, apabila saat ini diterapkan, harga jualnya masih mahal. Jonan menjelaskan D100 atau green diesel tersebut masih memiliki ongkos produksi yang mahal. Sehingga, hasil akhirnya dijual ke konsumen dengan harga Rp 14 ribu per liter.

Baca Juga

Perkiraan harga tersebut dengan asumsi satu ton minyak sawit mentah (CPO) dapat menghasilkan 700 liter D100. "Kalau sekarang (konversi) itu dilakukan dengan produksi 200 ribu sampai 300 ribu barel per hari kira-kira Rp 14 ribu per liter. Jika dbandingkan dex dan pertamina dex yang sekarang tentu berat buat masyarakat," ujar Jonan di Soehanna Hall, Selasa (2/4).

Saat ini pemerintah sedang mencoba mencari perhitungan dan formula yang pas untuk bisa menetapkan harga green diesel ini agar bisa terjangkau bagi masyarakat. "Kami masih mencari cara bagaimana menurunkan biaya produksi dan bagaimana berunding dengan produsen sawit," ujarnya.

Ada dua opsi, kata Jonan, pertama mencoba menghubungkan formula green diesel ke depan dengan pendekatan formula MOPS. Namun, hal tersebut pasti akan menimbulkan banyak pro kontra. 

Jonan menilai produsen sawit bisa mengaitkan dengan harga minyak mentah atau formula lain yang bisa lebih adil. Untuk tahap awal, pemerintah bisa melibatkan holding perkebunan pelat merah PT Perkebunan Nusantara untuk menyediakan minyak kelapa sawit. 

"Ya nanti mungkin Menteri BUMN bisa atur soal penugasan ini," ujar Jonan.

Jonan menyebutkan konversi minyak kelapa sawit menjadi minyak diesel ramah lingkungan akan dilakukan oleh Pertamina pada Kilang Dumai, Riau dan Kilang Plaju, Sumatera Selatan dalam dua tahun ke depan. Kapasitas total kedua kilang tersebut dalam memproduksi D100 bisa mencapai 200 ribu hingga 300 ribu bph.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement