Senin 01 Apr 2019 16:46 WIB

Tahun Politik tak Pengaruhi Penerimaan di Sektor ESDM

Sektor ESDM terbih tergantung pada kondisi global.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Kilang Minyak
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Kilang Minyak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memasuki tahun politik banyak pihak mempertanyakan bagaimana target penerimaan negara. Apalagi sektor Energi, yang selama ini sangat besar kecilnya pendapatan sektor energi berpengaruh pada neraca keuangan pemerintah.

Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Rizal Djalil mengatakan meski memasuki tahun politik namun kondisi tersebut tidak akan mengganggu target penerimaan negara. Sebab, sektor ESDM dalam hal ini Migas dan Minerba sangat bergantung pada kondisi global dan juga persoalan supply demand.

Baca Juga

Rizal menilai faktor luar negeri seperti perang dagang, kebijakan para negara OPEC juga persoalan kebijakan internasional tentang energi bersih yang paling akan mempengaruhi kondisi penerimaan sektor energi. Namun, jika berbicara faktor internal dalam negeri, maka hal tersebut sangat erat kaitannya dengan hukum permintaan.

"Saya pikir ini nggak akan ngaruh banyak ke penerimaan. Apalagi kalau dalam negeri berarti kaitanya sama dengan supply and demand. Sedangkan kebutuhan masyarakat atas bensin, listrik merupakan kebutuhan krusial," ujar Rizal di Universitas Indonesia, Senin (1/4).

Hal senada juga dilontarkan oleh Menteri ESDM, Ignasius Jonan. Jonan juga menilai persoalan penerimaan negara tidak akan berpengaruh hanya karena tahun politik. Ia mengatakan, harga acuan mineral, batubara serta minyak dan gas erat kaitannya dengan acuan harga komoditas global.

Jonan mengatakan yang paling berdampak lebih kepada situasi geopolitik internasional. "Ini kan komoditas. Trend internasional lah jelas. Negosasi dagang Amerika - Cina ini berdampak besar bagi kita. Trennya bisa berubah total sekarang ini. Cotoh, kenapa batubara ni nggak turun turun amat? Karena Cina menyetop impor batubara dari Asutralia. Mereka impor dari Indonesia," ujar Jonan di lokasi yang sama.

Tahun ini Jonan menargetkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) lebih besar dari 2018 kemarin. Di sektor migas, target PNBP tahun ini dibandrol sebesar Rp168,62 triliun. Sedangkan di sektor Minerba, target PBNP dibandrol sebesar Rp 43,26 triliun. PNBP sektor migas dan minerba di tahun 2018 meningkat tajam bahkan melampaui target. Migas menyumbang Rp 163,4 triliun dari Rp 86,5 triliun yang ditargetkan. Sementara Minerba sebesar Rp 50 triliun dari Rp 32,1 triliun.

Direktur Penerimaan Minerba Kementerian ESDM Johnson Pakpahan menjelaskan hingga 22 Maret 2019 kemarin PNPB sektor Minerba tercatat sudah mencapai Rp 9,89 triliun. Jumlah itu setara dengan 22,86 persen dari target PNBP tahun ini yang sebesar Rp 43,26 triliun.

"Penerimaan sih saya harap juga tidak akan terpengaruh karena politik. Ya paling tidak sampai akhir tahun harapannya kami akan tetap membukukan penerimaan sesuai target," ujar Johnson.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement