REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) segera bagikan deviden kepada para pemegang sahamnya. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar Jumat (28/3) lalu, Adira sepakat bagikan dividen tunai sebesar Rp 908 miliar atau Rp 908 per lembar saham.
Direktur Utama Adira Finance, Hafid Hadeli mengatakan jumlah tersebut merupakan 50 persen dari Laba Bersih Perusahaan untuk tahun buku 2018. Laba bersih 2018 tercatat Rp 1,8 triliun.
RUPST juga telah menyetujui Laporan Tahunan Perusahaan tahun buku 2018, pengesahan Laporan Keuangan Perusahaan untuk tahun buku 2018 yang telah diaudit. Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis dan Rekan (firma anggota dari jaringan global PwC) mengeluarkan opini audit Wajar Tanpa Modifikasian.
"Pembayaran dividen ini akan dilakukan pada tanggal 30 April 2019," kata Hafid kepada wartawan.
Ia menyampaikan Adira Finance konsisten dalam memberikan apresiasi atas dukungan para pemegang saham. RUPST juga memutuskan untuk menyisihkan Rp 18,2 miliar atau satu persen dari laba bersih dan menambah cadangan umum sesuai Undang-Undang Perseroan Terbatas.
Terakhir, Adira Finance melaporkan penggunaan dana hasil penerbitan Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap III Tahun 2018 senilai Rp 2,26 triliun, Obligasi Berkelanjutan I V Adira Finance Tahap IV Tahun 2019 senilai Rp 618 miliar, dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan III Adira Finance Tahap III Tahun 2019 sebesar Rp 214 miliar. Setelah biaya penerbitan, dana hasil dari penerbitan obligasi ini digunakan untuk mendanai pembiayaan baru.
Direktur Keuangan Adira Finance, I Dewa Made Susila menyampaikan surat utang yang akan jatuh tempo tahun ini total mencapai Rp 3,3 triliun. Adira merencanakan sejumlah strategi pendanaan serupa tahun lalu. Yakni pendanaan bersama Bank Danamon, penerbitan surat utang baik dalam bentuk sukuk maupun obligasi, dan pinjaman baik dalam rupiah maupun dolar AS.
"Porsi dan nominalnya akan bergantung pada kondisi pasar, mana yang paling efisien itu yang ditempuh," kata dia pada kesempatan yang sama.
Penerbitan di awal tahun sebelum pemilu lebih prioritas karena menghindari volatilitas pasar. Made menambahkan pembagian deviden sebesar 50 persen juga berdasar pada pertimbangan kebutuhan untuk keberlangsungan bisnis.