Jumat 22 Mar 2019 17:10 WIB

Garuda Indonesia Kembangkan Bandara Kualanamu

Posisi Medan sebagai basis hub penerbangan internasional dinilai menjanjikan.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Friska Yolanda
Pesawat Boeing milik Garuda Indonesia dan Etihad Airways berada di area parkir pesawat Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (15/3/2019).
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Pesawat Boeing milik Garuda Indonesia dan Etihad Airways berada di area parkir pesawat Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (15/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Garuda Indonesia melakukan pengembangan Bandara Internasional Kualanamu, Medan, sebagai hubungan penerbangan untuk pariwisata dengan kota-kota internasional di kawasan. Pengembangan tersebut digagas guna mengimbangi bandara Changi Singapura dan Kuala Lumpur Internastional Airport, Malaysia.

Sebelumnya, rencana pengembangan infrastruktur dan kapasitas Bandara Kualanamu juga dilakukan oleh Angkasa Pura II dengan target kapasitas bandara yang dapat menampung lebih dari 47 juta orang penumpang pada 2027. “Medan memiliki posisi sebagai basis hubungan penerbangan internasional yang menjanjikan,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (22/3).

Baca Juga

Letak strategis wilayah Medan tersebut dapat menjadi pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat, terlebih dengan letak geografis yang berdekatan dengan Singapura dan Kuala Lumpur sebagai pusat perekonomian Asia Tenggara, dia menilai, pertumbuhan penumpang di Bandara Kualanamu diprediksi meningkat. Dengan catatan trafik penumpang sebanyak 10 juta orang yang terdiri dari 10 persen penumpang internasional pada 2018 lalu, kata dia, potensi pasar angkutan penumpang di Bandara Kualanamu masih terbuka luas.

Sementara itu Direktur Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengungkapkan pihaknya menyambut baik komitmen Garuda Indonesia dalam memperkuat Bandara Internasional Kualanamu. Sebagai maskapai penerbangan nasional Indonesia, komitmen Garuda Indonesia terhadap Bandara Kualanamu dapat mendukung daya saing internasional.

“Penguatan jaringan penerbangan Bandara Internasional Kualanamu ini juga terus kami optimalkan melalui penjajakan sinergi komersial bersama sejumlah mitra strategis,” katanya.

Pengamat Penerbangan Alvin Lie mengungkapkan, sektor industri transportasi udara nasional sudah selayaknya memiliki daya tawar dalam pengembangan optimalisasi trafik penumpang. Selain itu optimalisasi juga dilakukan guna melirik potensi kepariwisataan melalui pemanfaatan jaringan penerbangan nasional oleh maskapai penerbangan lokal.

Dia menambahkan, pemerintah juga perlu mencermati tata kelola pembangunan hubungan penerbangan internasional agar tetap mengedepankan prioritas pengembangan jaringan hubungan penerbangan nasional. “Dan tentunya ini dapat menunjang trafik pergerakan wisatawan internasional di Indonesia beserta jaringan penerbangan maskapai domestik,” katanya.

Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio menilai, Indonesia sudah seharusnya menjadi tuan rumah dalam strategi peningkatan kunjungan wisatawan nasional dan internasional. Melalui pengembangan serta optimalisasi hubungan dan spoke bandara yang ada di tingkat domestik, hal itu dapat ditingkatkan guna memiliki daya saing atas posisi strategis geografis penerbangan nasional.

“Komitmen di sektor kepariwisataan ini harus diselaraskan dengan upaya proteksi berkelanjutan di sektor industri penunjangnya,” kata Agus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement