REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) memperkirakan Maret ini akan terjadi inflasi sebesar 0,1 persen secara month to month (mtm), sedangkan year on year (yoy) 2,47 persen. Gubernur BI Perry Warjiyo mengakui terdapat kenaikan harga pada sejumlah komoditas pangan.
"Semua harga komoditas menunjukkan inflasi yg rendah. Memang ada beberapa kenaikan sedikit untuk harga pangan seperti bawang merah, bawang putih, cabai rawit, dan air minum kemasan. Tapi kenaikannya tidak besar," kata Perry, Jumat (22/3).
Meski demikian, deflasi juga terjadi pada komoditas seperti daging ayam ras, telur, beras dan sayur-sayuran. Dibandingkan dua bulan sebelumnya, menurut Perry, inflasi Maret ini tetap rendah dan terus turun.
Pada Januari, inflasi berada di angka 2,82 persen dan Februari 2,57 persen. Dengan tren yang menurun tersebut, Perry pun memperkirakan inflasi hingga akhir 2019 berada di kisaran 3,5 persen.
Sementara itu, BI mencatat aliran modal asing atau capital inflow yang masuk ke Indonesia pada Maret sebesar Rp 74 triliun. Investasi itu terdiri dari Rp 62,5 triliun yang mengalir melalui Surat Berharga Negara (SBN) serta Rp 11,9 trilun ke saham.
"Itu menunjukkam bahwa confidence terhadap Indonesia bagus terbukti dari masuknya aliran investasi porfolio yang masuk ke Indonesia," terang Perry.
Perry menambahkan, hal itu pula yang menjadi salah satu faktor nilai tukar rupiah stabil. Selain inflasi rendah, pertumbuhan ekonomi akan meningkat dengan besarnya aliran modal asing yang masuk serta neraca pembayaran yang surplus.