Ahad 17 Mar 2019 08:44 WIB

Kementerian PUPR Hibahkan Jembatan di Bengkulu Utara

Hibah dua jembatan rangka baja berperan vital dalam mobilitas antar desa

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Christiyaningsih
Jembatan di Desa Wono Harjo Kecamatan Giri Mulya Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu.
Foto: Humas PUPR
Jembatan di Desa Wono Harjo Kecamatan Giri Mulya Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu.

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menghibahkan dua jembatan rangka baja dan perbaikan jalan yang terkena abrasi di Kabupaten Bengkulu Utara. Hal ini sebagai perhatian pada konektivitas dan akses jalan non tol.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pergantian jembatan diperlukan karena kondisi jembatan yang ada sudah sudah menurun kemampuannya karena berusia tua. Pada 2019, perbaikan kedua jembatan ditargetkan dapat selesai lantaran perannya yang sangat vital bagi mobilitas antar desa. Peningkatan infrastruktur dasar di provinsi ini diakuinya sangat penting.

"Sehingga bisa terlepas dari keterisolasian wilayah," kata Basuki yang bersama Menteri Pembangunan Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo meninjau salah satu lokasi pembangunan Jembatan di Desa Wono Harjo Kecamatan Giri Mulya Kabupaten Bengkulu Utara, Sabtu (16/3). Lokasi jembatan lainnya yang akan diperbaiki berada di Desa Kota Lekat Kecamatan Hulu Palik.

Pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara telah membebaskan lahan dan tengah menyelesaikan pembangunan abutmen jembatan. Sementara dua jembatan rangka baja dengan nilai Rp 15 miliar per unit akan dikirim Kementerian PUPR dari Cileungsi, Bogor dalam waktu dekat.

Dalam kesempatan tersebut, Basuki juga meninjau ruas jalan Pantai Barat Sumatera yang menghubungkan Bengkulu dengan Kecamatan Ketahun yang terkena abrasi. Abrasi mengakibatkan jalan amblas sepanjang 15 meter setinggi sekitar 10 meter.

Di ruas jalan tersebut terdapat sekitar lima titik jalan yang berada dekat laut yang rawan longsor terkena abrasi. "Kami akan perbaiki karena menjadi akses lalu lintas bagi sembilan desa yang ada di sini. Tidak perlu direlokasi karena tidak gampang bagi orang untuk meninggalkan tanah kelahirannya karena saya pernah merasakan itu, saya tidak punya kampung halaman," ujarnya.

Penanganan abrasi akan dilakukan dengan membuat semacam rabat dengan batu besar yang susun untuk menahan abrasi terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan perbaikan jalan. Diharapkan dengan adanya bantuan pembangunan jembatan, akses keluar masuk desa maupun membawa keluar komoditas pertanian menjadi lebih mudah. Sehingga, ekonomi dapat tumbuh lebih cepat.

"Program pembangunan desa tidak optimal apabila produk-produk yang dihasilkan tidak bisa dibawa keluar akibat ketiadaan akses jalan," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement