Senin 11 Mar 2019 12:52 WIB

Laba Bersih 2018 Mandiri Syariah Naik 65,7 Persen

BSM mengembangkan transaction banking yang meningkatkan pendapatan berbasis fee.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolanda
Bank Syariah Mandiri
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Bank Syariah Mandiri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah) membukukan kenaikan laba hingga 65,7 persen sepanjang tahun 2018. Capaian ini seiring fokus penumbuhan pada segmen ritel dan pengembangan transaction banking.

Direktur Utama Mandiri Syariah, Toni EB Subari menyampaikan laba bersih naik menjadi Rp 605 miliar dari Rp 365 miliar pada 2017. Beberapa pengembangan ke arah transaction banking di antaranya layanan mobile banking dengan pertambahan fitur, pembukaan rekening online, dan layanan asisten interaktif Aisyah.

Baca Juga

"Pengembangan bisnis ke arah transaction banking meningkatkan pendapatan berbasis fee (Fee Based Income/FBI)," katanya dalam paparan kinerja Bank Mandiri Syariah, di Wisma Mandiri, Senin (11/3).

Direktur Keuangan dan Strategi Mandiri Syariah, Ade Cahyo Nugroho menyampaikan pendapatan terbesar datang dari FBI yang tumbuh tertinggi sebesar 19,40 persen menjadi Rp 1,1 triliun dari Rp 943 miliar. Diikuti oleh peningkatan laba operasional sebesar 9,53 persen dan margin bagi hasil bersih sebesar 6,16 persen. 

Selain dari FBI, sumber laba perusahaan adalah pertumbuhan pendapatan margin bagi hasil bersih yang meningkat Rp 402 miliar atau secara tahunan tumbuh 5,52 persen menjadi Rp 7,69 triliun per akhir 2018 dari tahun 2017 sebesar Rp 7,29 triliun. 

"Pertumbuhan margin bagi hasil bersih tersebut didorong oleh pertumbuhan dan perbaikan kualitas pembiayaan," kata Toni.

Secara umum, aset Mandiri Syariah tumbuh 11,83 persen secara yoy dari Rp 87,94 triliun menjadi Rp 98,34 triliun. Untuk pembiayaan, Mandiri syariah mencatat kenaikan 11,63 persen dari Rp 60,69 triliun menjadi Rp 67,75 triliun. 

"Tahun ini dengan total aset mencapai Rp 98,34 triliun, Mandiri Syariah sudah naik ke peringkat 15 di Indonesia dari bank-bank Indonesia dengan aset terbesar," kata Toni.

Peningkatan asset didorong oleh Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh sebesar 12,30 persen yoy dari Rp 77,90 triliun per Desember 2017 menjadi Rp 87,47 triliun pada Desember 2018. Komposisi Low Cost Fund// atau CASA sebesar Rp 44,46 triliun, tumbuh 10,16 persen yoy. 

Dana murah Giro dan Tabungan menempati porsi 50,82 persen dari total DPK yang berhasil dihimpun. Dengan penambahan 759 ribu rekening baru, total rekening nasabah Mandiri Syariah per Desember 2018 menjadi 7,99 juta rekening.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement