Kamis 07 Mar 2019 20:22 WIB

BI Gandeng TNI AL Gelar Kas Keliling ke Pulau Terdepan NTB

Masyarakat di pulau terdepan memerlukan uang rupiah layak edar.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Muhammad Hafil
Pulau terdepan NTB (ilustrasi).
Foto: Antara
Pulau terdepan NTB (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) akan melaksanakan kegiatan kas keliling kepulauan pada 11 Maret hingga 16 Maret 2019. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB Achris Sarwani mengatakan, kas keliling kepulauan bertajuk "Rupiah Untuk Kedaulatan NKRI" menggandeng TNI Angkatan Laut dalam hal penyediaan Kapal Republik Indonesia (KRI) sebagai moda transportasi.

Achris menyampaikan, sebagai provinsi kepulauan, NTB memiliki banyak pulau, baik yang berpenghuni maupun yang tidak berpenghuni. Pulau-pulau tersebut tersebar di seluruh kabupaten di Provinsi NTB. Selain Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, sebagian pulau-pulau tersebut merupakan pulau-pulau yang kecil, yang mungkin belum terdapat layanan penukaran uang dan layanan perbankan lainnya secara optimal.

Baca Juga

"Oleh karena itu, untuk mewujudkan ketersediaan Uang Layak Edar (ULE) di seluruh wilayah Provinsi NTB, BI NTB berkomitmen melayani ketersediaan uang layak edar di pulau-pulau terpencil," ujar Achris di Mataram, NTB, Kamis (7/3).

Achris menambahkan program tersebut dilakukan lantaran Rupiah merupakan satu-satunya alat transaksi resmi yang digunakan di seluruh wilayah NKRI, termasuk di pulau-pulau terpencil yang belum terdapat kantor layanan keuangan.

"Kegiatan kas keliling kepulauan akan dilakukan di Pulau Moyo dan Pulau Bungin di Kabupaten Sumbawa, Pulau Bajopulo yang berada di Kabupaten Bima, dan Pulau Maringkik yang berada di Kabupaten Lombok Timur. Kas keliling kepulauan merupakan kegiatan yang kedua, setelah sukses dilaksanakan pada 2018," lanjut Achris.

BI, kata Achris, menyadari masyarakat yang berada di pulau terdepan memerlukan uang rupiah layak edar atau uang rupiah yang masih baru untuk memperlancar transaksi pembayaran. Achris menilai, dengan uang yang kondisinya baru maka akan dapat menumbuhkan rasa kecintaan masyarakat terhadap rupiah sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat pulau terpencil bahwa rupiah merupakan alat transaksi resmi di Indonesia sehingga harus digunakan dan dijaga dengan baik.

"Selain itu, kas keliling ini juga akan mengurangi, mencabut, dan memusnahkan Uang yang Tidak Layak Edar (UTLE), membantu memenuhi kebutuhan Uang Layak Edar (ULE) bagi masyarakat, mempercepat perputaran uang, dan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut," ucap Achris.

Dalam kesempatan yang sama, lanjut Achris, BI NTB akan melakukan kegiatan BI Mengajar di empat sekolah yang berada di pulau-pulau tersebut, yaitu di Pulau Moyo, Pulau Bungin, Bajo Pulo, dan di Pulau Maringkik.

"Melalui program BI Mengajar diharapkan para siswa akan mengenal tugas-tugas Bank Indonesia, mengenal ciri-ciri keaslian uang rupiah sekaligus mendorong siswa untuk cinta rupiah," kata Achris.

Achris menambahkan, BI juga akan memberikan bantuan sosial bagi sekolah berupa perlengkapan sekolah kepada 16 sekolah (TK/SD/SMP) dan bantuan sosial kesehatan berupa pengobatan gratis di empat desa yang berada di pulau tersebut.

"Upacara pelepasan kas keliling kepulauan akan dilakukan pada 11 Maret 2019 di Dermaga Pelabuhan Lembar, Lombok Barat," ungkap Achris. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement