Kamis 07 Mar 2019 10:28 WIB

Pendapatan Indosat 2018 Turun 22,7 Persen

Indosat membukukan pendapatan sebesar Rp 23,1 triliun sepanjang 2018

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
President Director and CEO Indosat Ooredoo Chris Kanter (kiri) didampingi Group Head Corporate Communications Turina Farouk.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
President Director and CEO Indosat Ooredoo Chris Kanter (kiri) didampingi Group Head Corporate Communications Turina Farouk.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggaran belanja modal (CAPEX) Indosat Ooredoo pada 2018 mencapai Rp 9,3 triliun atau tumbuh sebesar 48,9 persen dibanding 2017. Meski demikian, pertumbuhan belanja modal itu tidak diikuti oleh pertumbuhan pendapatan perusahaan.

Dibandingkan dengan kinerja 2017, pendapatan perusahaan mengalami penurunan sebesar 22,7 persen menjadi Rp 23,1 triliun dan penurunan EBITDA sebesar 49,1 persen menjadi Rp 6,5 triliun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan EBITDA marjin sebesar 28,1 persen pada 2018.

Baca Juga

Hal ini terutama diakibatkan oleh adanya transformasi industri telekomunikasi melalui penerapan peraturan registrasi SIM card yang memicu persaingan ketat antaroperator pada Semester I 2018. "Namun kami optimistis tahun ini akan menjadi tahun yang jauh lebih baik, terbukti dari tren kinerja Perusahaan yang positif pada Semester II 2018," tutur President Director & CEO Indosat Ooredoo, Chris Kanter, melalui keterangan resmi yang diterima Republika, Kamis (7/3).

Walaupun begitu, kata Chris, pertumbuhan pendapatan tetap terjadi pada kuartal IV 2018. Perusahaan mencatat pendapatan tumbuh 6,0 persen dibanding kuartal sebelumnya menjadi sebesar 11,7 persen.

"Pertumbuhan ini diakibatkan oleh inisiatif penyesuaian harga yang dimulai pada Semester 2 2018 serta didukung oleh peningkatan volume data trafik," ujarnya.

Menurut Chris, langkah yang diambil perusahaan sudah tepat di masa transisi memasuki situasi pasar yang baru. "Kami telah menerapkan strategi baru di berbagai bidang/lini yang kami namakan LEAD yang meliputi peningkatan kinerja SDM, network, business to business (B2B) dan layanan pelanggan yang semakin baik. Strategi ini kami fokuskan untuk menjaga pertumbuhan kinerja perusahaan secara berkelanjutan ke depan,” papar Chris.

Basis pelanggan di tahun 2018 tercatat sebesar 58,0 juta atau turun 47,3 persen bila dibandingkan tahun sebelumnya. Namun tingkat churn rate terus turun dan stabil di angka 12 persen pada akhir 2018. "Ini menunjukkan loyalitas pelanggan yang lebih baik yang akan mendukung keberlangsungan industri telekomunikasi di masa mendatang," ujar Chris.

Sementara itu, ekspansi jaringan yang masif dalam triwulan terakhir 2018 telah menghasilkan lebih dari 1000 site 4G per minggu, dengan kecepatan tertinggi sebanyak 1200 site per minggu. Pada 2018, Indosat Ooredoo telah menambah 9.871 BTS 4G dibanding tahun lalu, dimana saat ini Perusahaan mengoperasikan 17.050 BTS 4G di 376 kota dengan cakupan lebih dari 80 persen populasi.

Indosat ooredoo terus melaksanakan inisiatif-inisiatif optimalisasi biaya. Total biaya sepanjang tahun 2018 mengalami penurunan sebesar 8,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Indosat Ooredoo berhasil mengurangi 77,7 persen porsi utang dalam dolar AS, dari sebesar 90,3 juta dolar AS (mewakili 6,3 persen dari total utang) di tahun 2017 menjadi sebesar 20,1 juta dolar AS (mewakili 1,4 persen dari total utang) di tahun 2018.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement