Selasa 05 Mar 2019 19:11 WIB

Bersaing dengan Taksi Online, Blue Bird Harus Berinovasi

Perseroan harus bergerak ke angkutan jarak jauh.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolanda
MENJEMPUT PENUMPANG. President Director Blue Bird Group Holding Noni Purnomo dan beberapa jajaran direksi perempuan Blue Bird Group berfoto di depan armada Blue Bird, di Jakarta, Sabtu (21/4).
Foto: Republika/Yogi Ardhi
MENJEMPUT PENUMPANG. President Director Blue Bird Group Holding Noni Purnomo dan beberapa jajaran direksi perempuan Blue Bird Group berfoto di depan armada Blue Bird, di Jakarta, Sabtu (21/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Langkah perusahaan transportasi PT Blue Bird Tbk membeli shuttle Cititrans dinilai cukup tepat di tengah ketatnya persaingan dengan bisnis taksi online. Namun, langkah ini dinilai tepat hanya untuk jangka pendek saja. 

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira, melihat ekspansi tersebut sebagai salah satu strategi perusahaan untuk melakukan efisiensi dan perubahan bisnis model. 

Baca Juga

Dari bisnis taksi konvensional, perusahaan mengeluarkan biaya operasional khusus untuk armadanya. Inilah yang membuat Blue Bird sulit bersaing dengan taksi online

"Jadi harus switch ke shuttle jarak jauh. Adanya tol trans Jawa juga membantu arus transportasi darat jarak jauh," kata Bhima saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (5/3). 

Meski demikian, Bhima mengingatkan, perusahaan tetap harus berinovasi dalam mengembangkan bisnis barunya ini agar bisa bertahan. Terutama, dalam fasilitas pelayanan pelanggan.

Pasalnya, salah satu aplikasi transportasi online juga sudah merambah persewaan mobil keluar kota layaknya shuttle. Apabila kurang cermat, ekspansi bisnis Blue Bird ke shuttle pun cukup berisiko terdisrupsi dengan persewaan mobil online ini. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement