Selasa 05 Mar 2019 12:00 WIB

AS Berencana Cabut Fasilitas GSP untuk Turki

Turki merupakan satu dari 120 negara yang mendapatkan fasilitas GSP dari AS

Presiden AS Donald Trump bersama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Roosevelt Room Gedung Putih, Selasa, 16 Mei 2017 di Washington.
Foto: AP Photo/Evan Vucci
Presiden AS Donald Trump bersama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Roosevelt Room Gedung Putih, Selasa, 16 Mei 2017 di Washington.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) berniat mencabut pemberian fasilitas perdagangan prefensial atau Generalized System of Preferences (GSP) untuk Turki. Hal tersebut diungkapkan Kantor Perwakilan Dagang (USTR) AS, Senin (4/3) waktu setempat.

Dengan fasilitas GSP ini memungkinkan beberapa produk asal Turki masuk ke Amerika tanpa bea masuk. "Turki tidak lagi berhak berpartisipasi dalam program GSP karena Turki secara ekonomi sudah cukup berkembang," demikian bunyi siaran pers USTR.

Baca Juga

USTR mengatakan, pada Agustus pihaknya meninjau kembali kelayakan Turki dalam program tersebut setelah Ankara memberlakukan tarif bea masuk pada produk-produk AS sebagai balas dendam atas tarif aluminium dan baja AS.

Turki merupakan satu dari 120 negara yang tergabung dalam GSP, program preferensi tertua dan terbesar AS. Program GSP bertujuan mempromosikan perkembangan ekonomi di negara atau wilayah penerima dengan menghapuskan bea masuk ribuan produk.

Berdasarkan program GSP, Amerika Serikat pada 2017 mengimpor senilai 1,66 miliar dolar AS dari Turki. Menurut website USTR, nilai impor tersebut mencapai 17,7 persen total impor AS dari Turki.

Menurut situs USTR, kategori impor utama GSP di antaranya kendaraan, suku cadang kendaraan, perhiasan dan logam mulia.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement