Kamis 28 Feb 2019 22:16 WIB

Pemerintah Dorong Terus Ekspor Jagung ke Filipina

Ekspor jagung ke Filipina ditargetkan capai 150 ribu ton

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
EKSPOR JAGUNG: Hamparan bukit pertanaman komoditas jagung di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, menjelang musin panen raya, Kamis (28/2). Tahun ini, Provinsi Gorontalo menargetkan produksi jagung sebesar 1,7 juta ton sekaligus ekspor 150 ribu ton ke Filipina.
Foto: Republika/Dedy D Nasution
EKSPOR JAGUNG: Hamparan bukit pertanaman komoditas jagung di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, menjelang musin panen raya, Kamis (28/2). Tahun ini, Provinsi Gorontalo menargetkan produksi jagung sebesar 1,7 juta ton sekaligus ekspor 150 ribu ton ke Filipina.

REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Kementerian Pertanian menyatakan, pada tahun ini, pemerintah melalui badan usaha swasta akan kembali melakukan ekspor jagung ke Filipina dari produksi yang dihasilkan di Provinsi Gorontalo. Jumlah ekspor tahun ini ditargetkan mencapai 150 ribu ton atau naik dari realisasi ekspor tahun lalu dari Gorontalo sebesar 113 ribu ton.

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, Muljadi Mario, mengatakan, letak geografis Provinsi Gorontalo yang berdekatan dengan Filipina memberikan keuntungan tersendiri. Pasalnya, Pasalnya, di tengah melimpahnya produksi dan ancaman jatuhnya harga, pemerintah dapat menjajaki ekspor komoditas pangan utama itu.

Baca Juga

“Kita beruntung Gorontalo bisa menjadi pintu ekspor langsung ke negara tujuan,” kata Muljadi saat ditemui di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, Kamis (28/2).

Ia menuturkan, tahun ini, sebanyak delapan perusahaan eksportir swasta akan membeli jagung milik petani lokal untuk kemudian diekspor kepada sejumlah perusahaan di Filipina. Harga jagung dalam negeri yang tengah tinggi turut memancing minat para eksportir untuk memanfaatkan momentum tersebut.

Di saat bersama, kata Muljadi, Filipina sebagai negara pengkonsumsi jagung tengah membutuhkan pasokan yang tinggi. Untuk tahun ini, lanjut dia, Filipina setidaknya membutuhkan pasokan jagung sebanyak dua juta ton untuk kebutuhan dalam negeri.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, produksi jagung Gorontalo dipilih karena memiliki beberapa kelebihan. Pertama, iklim Gorontalo yang cenderung kering membuat kualitas jagung jadi lebih baik. Hal itu akhirnya berdampak pada tingkat rendemen jagung yang lebih tinggi.

Kedua, jagung dari Gorontalo sudah terujui bebas dari virus flu burung. Oleh karenanya, jagung yang dihasilkan aman untuk pangan maupun kebutuhan pakan ternak.

Alasan ketiga, Muljadi mengatakan, jarak yang dekat antara Gorontalo dan Filipina membantu eksportir dan pembeli bisa menurunkan harga. “Ongkos kirim relatif jadi lebih murah ketimbang didatangkan dari tempat lain,” ujar dia.

Ke depan, lanjut Muljadi, pihaknya akan terus memacu peningkatan produktivitas jagung dari petani lokal. Disamping kewajiban untuk memenuhi kebutuhan jagung nasional.

Muljadi mengatakan, secara berturut, produksi jagung Provinsi Gorontalo kurun waktu 2015-2018 terus mengalami perbaikan. Pada 2015 silam, total produksi jagung mencapai 643.513 ton. Memasuki 2016, produksi kembali meningkat menjadi 911.350 ton. Selanjutnya, pada 2017, produksi tercatat mencapai 1.552.136 ton hingga menjadi 1.560.367 ton pada tahun 2018.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement