Kamis 28 Feb 2019 15:58 WIB

Penumpang Angkutan Udara Aceh Tumbuh 2 Persen

Peningkatan jumlah penumpang terjadi di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda.

Sejumlah penumpang turun dari pesawat udara saat tiba di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Kamis (17/1/2019).
Foto: Antara/Ampelsa
Sejumlah penumpang turun dari pesawat udara saat tiba di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Kamis (17/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Jumlah penumpang angkutan transportasi udara selama 2018 di Aceh menunjukkan kinerja cukup positif. Tercatat, pertumbuhan penumpang angkutan udara Aceh sebesar 2,35 persen menjadi 1.356.449 orang dibandingkan 2017.

"Tahun 2017, jumlah penumpang 1.325.274 jiwa. Jumlah ini, mengalami peningkatan 2,35 persen dibandingkan 2018," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, Wahyudin di Banda Aceh, Kamis (28/2).

Baca Juga

Jumlah pengguna transportasi udara pada 2017, lanjut dia, tercatat pada 11 bandar udara (bandara), terutama bandara perintis dari 23 kabupaten/kota di provinsi paling Barat Indonesia ini. Namun dari jumlah itu, katanya, belum semua bandara perintis di Aceh telah masuk dalam catatan BPS Aceh, seperti Bandara Alas Leuser di Aceh Tenggara selama Desember 2018.

"Kalau Bandara Maimun Saleh di Sabang, karena sudah tidak beroperasi lagi penerbangan domestik reguler tiga bulan terakhir, yakni Oktober, November, dan Desember 2018," kata dia. 

Sehingga, total dalam sembilan bulan terakhir di bandara tersebut 10.734 orang penumpang dengan pesawat intensitas take off and landing 342 kali. Sementara pada 2017 ada 15.656 penumpang, dan 444 kali pesawat.

Peningkatan terbesar terjadi di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda. Tercatat bandara tersebut mengangkut 1.176.977 orang dengan pergerakan 10.399 pesawat pada 2018 dari sebelumnya 1.132.380 orang dan 9.894 unit pesawat di 2017.

Pihaknya mencatat angka pertumbuhan jumlah penumpang ini, sejalan pengurangan armada pesawat yang beroperasi di provinsi tersebut akibat faktor melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar AS. "Kalau pergerakan pesawat di Aceh secara total turun minus 20,09 persen, terutama pada bandara perintis," tutur Wahyudin.

Presiden Joko Widodo bulan ini telah memerintahkan PT Pertamina (Persero) untuk melakukan penghitungan ulang harga avtur sebagai bahan bakar pesawat agar dapat lebih efisien. Hal ini bertujuan agar memberikan harga tiket yang lebih rasional pada penumpang sehingga meningkatkan kembali jumlah angkutan udara.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement