Selasa 26 Feb 2019 23:58 WIB

Progres Bendungan Leuwikeris 36,7 Persen

Pembangunan bendungan Leuwikeris terus dilakukan untuk menjamin suplai air irigasi.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Gita Amanda
Kondisi proyek bendungan Leuwikeris di desa Desa Ciharalang, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jumat, (24/3). Para pekerja dari PT Hutama Karya tengah mengerjakan jalan akses dan terowongan.
Foto: Republika/Rizky Suryarandika
Kondisi proyek bendungan Leuwikeris di desa Desa Ciharalang, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jumat, (24/3). Para pekerja dari PT Hutama Karya tengah mengerjakan jalan akses dan terowongan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembangunan bendungan terus dilakukan untuk menjamin suplai air irigasi yang sebelumnya mengandalkan tadah hujan. Hal ini guna meningkatkan produktivitas petani dan mendukung Jawa Barat menjadi lumbung pangan nasional.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan bendungan akan meningkatkan kapasitas tampungan air sehingga kontinuitas suplai air irigasi ke sawah terjaga.

Baca Juga

"Saat ini dari 7,3 juta hektare lahan irigasi, hanya 11 persen yang mendapatkan jaminan air dari bendungan. Melalui program pembangunan 65 bendungan maka akan bertambah menjadi 19-20 persen," kata dia melalui keterangan pers. 

 

Salah satu bendungan yang tengah dibangun Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy, Ditjen Sumber Daya Air adalah Bendungan Leuwikeris. Bendungan yang terletak di dua kabupaten yakni Ciamis dan Tasikmalaya ini memiliki kapasitas tampung 81,44 juta meter kubik.

Bertindak sebagai kontraktor pelaksana yakni untuk Paket I PT PP dan PT Bahagia Bangun Nusa (Kerja sama Operasi/KSO), Paket II PT Waskita Karya-PT Adhi Karya KSO dan Paket III dikerjakan oleh PT Hutama Karya.

Manfaatnya hadirnya bendungan adalah mengairi jaringan irigasi di Daerah Irigasi (DI) Lakbok Utara Seluas 6.600 hektare dan DI Manganti seluas 4.616 hektare. Air yang ditampung juga menjadi sumber air baku Kota Banjar, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Ciamis sebesar 845 liter per detik.

Keberadaan Bendungan Leuwikeris juga akan mereduksi banjir periode 25 tahunan sebesar 11 persen, dari semula 509 meter kubik per detik menjadi 450 meter kubik per detik. Selain itu, berppotensi sebagai pembangkit listrik tenaga air sebesar 20 MW, konservasi air tanah dan pariwisata.

Pembangunan Bendungan Leuwikeris membutuhkan anggaran sebesar Rp 1,94 triliun yang pekerjaannya telah dimulai sejak 2016 dan ditargetkan selesai pada 2021. Progres konstruksinya hingga Februari 2019 sudah mencapai 36,7 persen. 

Kementerian PUPR juga memulai Program Padat Karya Tunai P3TGAI (Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi) di Kelurahan Setiaratu, Kecamatan Cibereum, Kota Tasikmalaya. Melalui program ini, masyarakat yang tergabung dalam Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) diberdayakan untuk melakukan pembangunan jaringan irigasi tersier sepanjang 402 meter yang dikerjakan oleh 20 orang per hari. Saat ini sudah selesai dikerjakan 139,5 meter atau sekitar 30 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement