Selasa 26 Feb 2019 18:33 WIB

PTPN Targetkan Serap 14 Ribu Ton Karet Petani Lokal

Penyerapan untuk memaksimalkan penggunaan karet lokal untuk industri dalam negeri.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Ani Nursalikah
Pekerja mengumpulkan hasil sadapan getah karet di perkebunan milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX di Ngobo, Bergas, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu (18/1).
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Pekerja mengumpulkan hasil sadapan getah karet di perkebunan milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX di Ngobo, Bergas, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu (18/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V menargetkan penyerapan 14 ribu ton karet milik petani rakyat dalam kurun waktu tiga bulan ke depan. Sepanjang masa uji coba dalam lima hari terakhir, sejumlah PTPN telah menyerap hingga 250 ton karet. Penyerapan bertujuan memaksimalkan penggunaan produksi karet lokal untuk keperluan industri dalam negeri.

Deputi Bidang Industri Agro Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Wahyu Kuncoro menjelaskan, karet yang terserap akan diolah di pabrik perseroan. Kapasitas terpasang yang belum terpakai dalam pabrik tersebut mencapai sekitar 14 ribu ton.

Baca Juga

"Kami akan menyerap sepanjang ada idle capacity (kapasitas yang tidak terpakai)," ujarnya dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin malam (25/2).

Menurut Wahyu, dalam masa uji coba selama lima hari, penyerapan PTPN membantu menaikkan tarif karet di tingkat petani. Penyerapan dilakukan melalui skema lelang. Harga yang ditawarkan PTPN adalah Rp 8.400 sampai Rp 8.700 per kilogram. Harga tersebut berada di atas harga pasaran, yakni Rp 7.000 per kilogram.

Wahyu menambahkan, karet yang diserap PTPN V dalam masa uji coba akan digunakan sebagai pasokan bahan baku. Selain itu, perseroan juga siap menjual hasil olahannya dalam bentuk karet remah standar Indonesia (SIR 20). Menurut data yang dikutip dari ASEAN Rubber Business Council, harga SIR 20 di pasar internasional adalah 1,45 dolar AS per kilogram pada Selasa (26/2) atau rata-rata 1,42 dolar AS per kilogram sepanjang Februari.

Selain PTPN, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) juga berkomitmen menyerap karet alam dari petani lokal. Mereka sudah mendata proyek infrastruktur dan sarana prasarana yang membutuhkan karet alam, di antaranya di sektor perkeretaapian dan fasilitas pembatas jalan seperti water barrier.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mencatat, kebutuhan water barrier selama lima tahun ke depan dua juta unit. Ia akan berkoordinasi bersama Kementerian Perindustrian untuk mendorong pelaku industri membuat produk berbahan baku karet alam.

"Sampai saat ini belum ada sama sekali," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement