Kamis 21 Feb 2019 23:41 WIB

Pertamina EP Lepaskan Owa Jawa di Gunung Malabar

Owa Jawa , memiliki peran penting dalam merestorasi hutan secara alami.

Seekor Owa Jawa (Hylobates moloch) bernama Kiki menjulurkan kedua tanganya dari dalam kandang di Kantor BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Banten di Serang, Kamis (31/5).
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Seekor Owa Jawa (Hylobates moloch) bernama Kiki menjulurkan kedua tanganya dari dalam kandang di Kantor BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Banten di Serang, Kamis (31/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina EP Asset-3 Subang Field melepasliarkan lima ekor Owa jawa yang terancam punah ke habitatnya di hutan lindung Gunung Malabar, Jawa Barat. Sebelumnya, Owa Jawa direhabilitasi di Javan Gibbon Center, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

"Pelepasliaran ini adalah yang keenam kalinya yang sebelumnya telah dilepasliarkan 19 individu sejak tahun 2013. Upaya pengembalian Owa jawa ke habitatnya bukanlah perkara mudah. Oleh sebab itu, kemitraan dan dukungan berbagai pihak sangat diperlukan untuk menyelamatkan primata ini dari kepunahan," ujar Manager PEP Asset 3 Subang Field, Armand Mel Hukom dalam keterangan persnya di Jakarta, Kamis (22/2).

Baca Juga

Pelepasaliaran ini dilakukan kepada dua keluarga primata tersebut, yaitu keluarga Jowi-Cuplis dan anaknya Maral yang lahir di pusat rehabilitasi serta pasangan Mimis-Cika. Sebelum dilepasliarkan mereka menjalani proses habituasi selama tiga bulan di Gunung Puntang, Hutan Lindung Gunung Malabar.

Menurut Armand, inisiatif pelepasliaran ini merupakan implementasi kerjasama Yayasan Owa Jawa dengan Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) yang didukung PEP Asset 3 Subang Field, Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat, Perum Perhutani, Conservation International Indonesia, dan Silvery Gibbon Project.

Owa jawa merupakan spesies karismatik, memiliki peran penting dalam merestorasi hutan secara alami dengan menyebarkan benih untuk membantu menjaga kesehatan hutan untuk menunjang kehidupan manusia antara lain sebagai daerah resapan air, mencegah banjir, penyuplai oksigen dan penyerap karbon dan lokasi penelitian.

Oleh karena itu, diperlukan upaya konservasi dengan pelibatan masyarakat. Salah satu upaya konservasi dimaksud adalah pelestarian owa jawa dari ancaman kepunahan di habitat alaminya akibat perburuan dan perdagangan.

Armand menegaskan komitmen PEP Asset 3 Subang Field untuk mendukung kegiatan pelestarian owa jawa dan habitatnya. Apalagi PEP telah mendukung dan bekerja sama dengan Yayasan Owa Jawa sejak 2013 dalam program reintroduksi owa jawa dan penyadartahuan konservasi.

PEP Asset 3 juga mendukung dalam pemberdayaan masyarakat melalui Program Melintang (Masyarakat Pecinta Alam Puntang) yang terfokus pada pemberdayaan ekonomi berupa budidaya tanaman kopi kepada warga Desa Campaka Mulya yang berada dibawah naungan LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan) Bukit Amanah yang lokasinya berbatasan langsung dengan area konservasi owa jawa di Gunung Puntang.

Ia mengharapkan seluruh kegiatan yang dijalankan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar di lokasi konservasi Owa Jawa. "Sejalan dengan misi PEP untuk memberikan nilai tambah bagi pemangku kepentingan, kami akan terus bersinergi dengan pihak terkait agar menghasilkan dampak positif bagi lingkungan," katanya.

Wahju Rudianto, Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, mengatakan bahwa Owa jawa merupakan salah satu dari 25 satwa prioritas yang menjadi target sasaran strategis Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem yang tertera pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2015-2019 untuk ditingkatkan populasinya.

"Program rehabilitasi owa jawa di Javan Gibbon Center merupakan kerjasama Yayasan Owa Jawa dengan Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang berperan penting dalam mempersiapkan Owa jawa yang pernah dipelihara masyarakat, kemudian dilepasliarkan untuk penguatan populasi di alam," ujarnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement