REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri elektronika dan telematika merupakan salah satu sektor yang memiliki pusaran pasar yang cukup tinggi. Secara pendapatan dan pusaran uang, sektor ini menduduki nomor lima di bawah sektor migas, pertambangan dan pangan. Tahun ini, sektor tersebut dinilai masih menjanjikan untuk dikembangkan.
Senior Manager Business Development Polytron, Joegianto menjelaskan, Polytron menilai bisnis elektronika dan telematika masih menjanjikan. Hal ini ia lihat dari demografis indonesia dan Asia Pasifik yang masih menjadi pasar menjanjikan.
"Demografis masih oke, kita produksi banyak, ekspor juga. Kita fokus juga ke industri kita di R&D (research and development). Peluang pasti ada, 40 tahun lagi kita yakin akan bertahan, 2019 starting point buat riset kita," ujar Joegianto di Kementerian Perindustrian, Kamis (21/2).
Meski masih menjanjikan, pengembangan di sektor ini bukan tanpa tantangan. Joegianto menjelaskan, salah satu tantangan sektor elektronika dan telematika adalah posisi Indonesia yang masih menjadi tempat transit. Pasar belum cukup kokoh untuk terbangun.
Tempat transit ini salah satu dampak dari kebijakan pajak nol persen antara Indonesia dan India. Banyak negara negara lain yang akan memasukan barang ke India melewati Indonesia.
"Kompetitor dari luar negeri dan itu di luar kendali kita. India itu punya aturan TKDN (tingkat komponen dalam negeri) 35 persen di Indonesia lalu dikasih ke India, pajaknya nol, itu banyak yang dibelikan ke sini," katanya.
Tantangan ini, kata dia, perlu aksi dari pemerintah untuk bisa membuat regulasi yang bisa melindungi para industri lokal. Hal ini dibuat agar produksi tidak tergerus dan tidak kalah pasar dibandingkan barang barang transitan ini.
Untuk bisa menghadapi 2019, kata Joegianto, Polytron mencoba melakukan inovasi dengan melakukan penelitian dan riset pasar dan kebutuhan teknologi baru. Perusahaan akan melakukan ekspansi pasar dan melakukan investasi besar-besaran di R&D. “Bagi Polytron, saat ini R&D adalah ujung tombak perusahaan yang akan memberikan kreasi-kreasi serta solusi baru dalam menghadapi persaingan dengan kompetitor,” ujarnya.
Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian juga optimistis pasar elektronika dan telematika masih menjanjikan. "Pasarnya masih bagus. Konsumsi penduduk atas sektor elektronika dan telematika memang masih besar," ujar Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kemenperin, Janu Suryanto di lokasi yang sama.
Namun, tantangannya adalah bagaimana mendorong industri komponen elektronika dan telematika bisa terbentuk di dalam negeri agar bisa menekan angka ketergantungan impor komponen. Diakuinya, industri elektronika nasional masih tergantung dengan bahan baku dan komponen impor. Hingga kini, tambahnya, industri bahan baku dan komponen elektronik belum berkembang.
Negara asal impor produk elektronika kita terbesar berasal dari Tiongkok, disusul Singapura, Jepang, Thailand dan Korea.