Jumat 14 Feb 2020 10:33 WIB

Industri Elektronik Didorong Dobrak Ekspor

Peningkatan nilai pengapalan produk manufaktur dinilai cepat untuk perbaiki defisit.

Pekerja menyelesaikan produksi kompor gas di pabrik peralatan elektronik rumah tangga PT Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP), di Cileungsi, Jawa Barat, Kamis (10/10). Kementerian Perindustrian menyebut industri elektronik di dalam negeri terus didorong untuk secara agresif menembus dan memperluas pasar ekspor ke beberapa negara tujuan, di antaranya ke Amerika Serikat.
Foto: Risky Andrianto/ANTARA FOTO
Pekerja menyelesaikan produksi kompor gas di pabrik peralatan elektronik rumah tangga PT Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP), di Cileungsi, Jawa Barat, Kamis (10/10). Kementerian Perindustrian menyebut industri elektronik di dalam negeri terus didorong untuk secara agresif menembus dan memperluas pasar ekspor ke beberapa negara tujuan, di antaranya ke Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian menyebut industri elektronik di dalam negeri terus didorong untuk secara agresif menembus dan memperluas pasar ekspor ke beberapa negara tujuan, di antaranya ke Amerika Serikat. Ini dilakukan sebagai upaya merebut peluang dari dampak perang dagang dengan China.

“Pemerintah bertekad untuk lebih menggenjot nilai ekspor nasional, terutama dari sektor industri, yang selama ini telah memberikan kontribusi paling besar,” kata Direktur Industri Elektronika dan Telematika, Kementerian Perindustrian R Janu Suryanto lewat keterangannya di Jakarta, Jumat (14/2).

Baca Juga

Menurut Janu, peningkatan nilai pengapalan produk manufaktur dinilai cepat untuk memperbaiki defisit neraca perdagangan sekaligus dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional. Langkah ini sejalan dengan program prioritas pada peta jalan Making Indonesia 4.0.

“Salah satu aspirasi dari peta jalan tersebut adalah mendorong peningkatan net ekspor terhadap PDB,” ungkapnya.

Merujuk data sepanjang 2019, ekspor produk industri pengolahan mampu menembus hingga 126,57 miliar dolar AS. Nilai ini menyumbang 75,5 persen terhadap total ekspor Indonesia yang menyentuh di angka 167,53 miliar dolar AS sepanjang tahun lalu.

“Apalagi, berdasarkan peta jalanMaking Indonesia 4.0, industri elektronik merupakan satu dari lima sektor manufaktur yang mendapat prioritas pengembangan agar lebih berdaya saing global, khususnya dalam kesiapan memasuki era industri 4.0,” paparnya.

Pada 2019, nilai ekspor kelompok produk komputer, barang elektronik, dan optik mencapai 1,1 miliar dolar AS atau naik dibanding perolehan 2018 sebesar 1 miliar dolar AS. “Kami meyakini, nilai ekspor dari produk elektronik kita akan meningkat di tahun ini,” ujar Janu.

Optimisme tersebut lantaran ceruk pasarnya masih terbuka lebar, termasuk ke negara nontradisional. Sedangkan, akibat perang dagang, membuat berkurangnya pasokan produk elektronik dari China ke Amerika Serikat. Oleh karena itu, Kemenperin memberikan apresiasi kepada perusahaan-perusahaan elektronik di dalam negeri yang kian agresif mendobrak pintu ekspor.

“Beberapa hari lalu, saya turut melepas ekspor produk CCTV Camera buatan pabrik di Tangerang ke Amerika Serikat,” tutur Janu.

Perusahaan yang dimaksud, yaitu PT Adi Pratama Indonesia, yang didirikan sejak tahun 2015. Awal mulanya perusahaan ini melakukan perakitan untuk menciptakan produk telepon seluler dan PC Tablet. Kemudian berkembang memproduksi CCTV Camera serta DVR/NVR/UVR pada tahun 2017.

“Kami melihat potensi penjualan CCTV Camera sangat baik, hingga akhirnya kami mendapatkan pesanan dari pembeli di Amerika Serikat. Ke depannya, kami berharap bisa ekspor juga produk NVR, UVR, dan IPC Camera,” kata Raymond Tedjokusumo selaku Direktur PT Adi Pratama Indonesia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement