Selasa 28 Feb 2023 12:52 WIB

Pembangunan Jargas Dikebut Demi Tekan Subsidi LPG

Jargas bermanfaat kurangi defisit neraca perdagangan migas sampai Rp 2,64 triliun

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Lida Puspaningtyas
Pekerja menyelesaikan pemasangan jaringan pipa gas bumi di Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Selasa (19/7/2022). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui program city gas akan membangun 40.777 jaringan gas (jargas) untuk Sambungan Rumah tangga (SR) di 12 kabupaten/kota yang ditargetkan selesai pada tahun 2022.
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
Pekerja menyelesaikan pemasangan jaringan pipa gas bumi di Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Selasa (19/7/2022). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui program city gas akan membangun 40.777 jaringan gas (jargas) untuk Sambungan Rumah tangga (SR) di 12 kabupaten/kota yang ditargetkan selesai pada tahun 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mengejar pelaksanaan pembangunan jaringan gas satu juta rumah tangga (SR) pertahun. Hal ini menjadi Salah satu upaya untum mengurangi impor Liquified Petroleum Gas (LPG).

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji mengatakan, pembangunan jargas rumah tangga akan ditingkatkan dari 800 ribu SR menjadi satu juta SR per tahun. Program ini pun telah mendapat dukungan dari Kementerian Keuangan dan institusi penjamin keuangan.

Baca Juga

"Kita sudah mempunyai pilotnya kemarin di Batam dan Palembang untuk jargas ini," kata Tutuka, Selasa (28/2/2023).

Tutuka melanjutkan, untuk pengembangan jargas yang lebih masif, kedepan Kementedian ESDM akan mengembangkan jargas pada 12 kota atau kabupaten dengan pembangunan jargas skala besar.

"Kita sudah pilih kabupaten atau kota tersebut skala yang cukup besar ke depan jargas ini," ujar Tutuka.

Seperti diketahui, Kementerian ESDM menargetkan pembangunan jaringan distribusi gas bumi untuk rumah tangga (jargas) mencapai empat juta sambungan rumah (SR) pada tahun 2024. Untuk itu, Pemerintah mendorong kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) mulai tahun 2022.

PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas Pertamina pun telah melakukan sejumlah program jargas melalui program Gaskita dengan skema investasi internal PGN untuk 4 Provinsi, yaitu Lampung, DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat meliputi 11 Kabupaten Kota yaitu Lampung, Bekasi, Cilegon, Cirebon, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Karawang, Kota Tangerang, Kab Tangerang, dan Bogor.

Selain itu PGN.juga membangun jargas di Yogyakarta demgan target pembangunan 5.900 SR di Kecamatan Gondokusuman, yang tersebar di empat kelurahan. Sedangkan di Kecamatan Depok, Kabupaten. Sleman, PGN berencana membangun sekitar 7 ribu SR. Jumlah ini lebih banyak dari rencana awal ketika dilakukan penandatanganan kerjasama pembangunan jargas antara PGN SOR III dengan Pemerintah Kabupaten Sleman pada Oktober 2022 lalu.

Selain itu, PGN juga mengembangka jargas di Wilayah Tangerang, target pembangunan mencapai 35.749 Sambungan Rumah (SR), 203 pelanggan kecil (UMKM), dan 38 komersial. Guna memudahkan penyaluran gas, akan dibangun pipa dedicated ± 37 KM dari jalur pipa eksisting menuju Kawasan Bintaro secara bertahap. Pembangunan akan dilakukan di Perumahan Villa Melati Mas, Perumahan Graha Raya, dan Perumahan Bintaro Jaya.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, Hingga 2019, total jargas yang terbangun mencapai 537.936 SR, terdiri dari 400.269 SR (74,41 persen) dibangun Pemerintah melalui dana APBN, 132.982 SR (24,72 persen) dibangun PT PGN dan 4.685 SR (0,87 persen) dibangun oleh PT Pertamina. Jargas dengan dana APBN telah dibangun Pemerintah sejak tahun 2009.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2020-2024, pembangunan jargas termasuk salah satu proyek strategis nasional. Ini merupakan upaya Pemerintah meningkatkan pemanfaatan gas untuk dalam negeri, mengurangi impor LPG sebesar 603.720 ribu ton per tahun, penghematan subsidi LPG sebesar Rp 297,55 miliar per tahun, serta menghemat pengeluaran energi masyarakat Rp 386 miliar per tahun.

Jargas juga bermanfaat mengurangi defisit neraca perdagangan migas mencapai Rp 2,64 triliun per tahun.

Kebutuhan gas untuk jargas relatif kecil di mana 0,1 mmscfd dapat digunakan untuk memenuhi 10.000 SR. Oleh karena itu, Pemerintah terus mendorong pembangunannya agar jumlah masyarakat yang dapat menikmati manfaatnya semakin besar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement