Rabu 20 Feb 2019 17:50 WIB

Konsumsi Listrik PLN Dipatok 6,42 Persen

Porsi batu bara dalam bauran energi ditargetkan 54,6 persen.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Gardu listrik.
Foto: ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra
Gardu listrik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sudah merumuskan RUPTL 2019-2028. Dari Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tersebut dirumuskan bahwa konsumsi listrik akan turun menjadi 6,42 persen. Sebelumnya, pada RUPTL 2018-2027 konsumsi listrik mencapai 6,86 persen.

Menurunnya pertumbuhan konsumsi listrik kemudian mempengaruhi jumlah penambahan pembangkit dan kapasitas listrik selama 10 tahun mendatang. Penambahan pasokan listrik diperkirakan sebesar 56,4 ribu Mega Watt (MW) dalam 10 tahun ke depan.

Baca Juga

"Iya ini memang pertumbuhannya agak turun sedikit, tapi ya kita coba akan tetap melakukan upaya untuk bisa mempertahankan pertumbuhan konsumsi," ujar Jonan di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rabu (20/2).

Jonan melanjutkan, dalam acuan program kelistrikan nasional selama 10 tahun ke depan, porsi batu bara dalam bauran energi sebesar 54,6 persen, Energi Baru Terbarukan (EBT) 23 persen, gas 22 persen dan Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar 0,4 persen.

"BBM jadi 0,4 persen. Sekarang kira-kira masih empat sampai lima persen," jelasnya.

Untuk total rencana pembangunan transmisi sepanjang 57.000 kilo meter (km), Gardu Induk 124.000 Mega Volt Ampere (MV), dan total rencana pembangunan gardu distribusi 470.000 MVa. "Agak turun, karena sesuaikan dengan kebutuhan. Tapi yang penting rasio elektrifikasi terpenuhi," tutup Jonan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement