REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menanti realisasi investasi yang dijanjikan oleh Pemerintah Qatar untuk pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Provinsi NTB, Lalu Gita Aryadi mengatakan, penanaman modal asing akan sangat membantu meningkatkan perekonomian kawasan.
“Kami dalam posisi menunggu kabar baik dari jajaran ITDC (Indonesia Tourism Development Corporation) terkait investasi Qatar,” kata Lalu saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (19/2).
Menurut Lalu, Gubernur Provinsi NTB bersama jajaran turut menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman yang diteken tahun lalu di Jakarta. Minat Qatar untuk berinvestasi, dikatakan Lalu, karena kegiatan ekonomi di KEK Mandalika yang terus menunjukkan perkembangan positif.
Pasca diresmikan oleh Presiden Joko Widodo sejak 2017 silam, Lalu mengklaim bahwa geliat ekonomi masyarakat membaik. KEK Mandalika turut menjadi kontributor utama pertumbuhan ekononomi NTB hingga saat ini. Hanya saja, kegiatan ekonomi terganggu pasca gempa dan tsunami yang terjadi pada tahun lalu.
Oleh sebab itu, pihaknya berharap agar ITDC tidak bertumpu pada satu investor. “Saya percaya, ITDC tidak akan bertumpu pada satu investor. Jajaran direksi tentu akan bekerja optimal dan profesional dalam membangun KEK Mandalika,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, komitmen investasi Qatar kepada Indonesia untuk pengembangan 10 Bali Baru, termasuk Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika belum terealisasi. ITDC selaku pengembang kawasan pariwisata menanti realisasi investasi tersebut.
“Sampai detik ini, saya belum lihat ada perkembangan terkait itu. Kami menunggu dan siap menyambut,” kata Direktur Utama ITDC, Abdulbar Mansoer dalam Konferensi Pers di Jakarta, Selasa (19/2).
Total nilai investasi yang dijanjikan oleh Qatar mencapai 500 juta dolar AS atau setara (kurs Rp 14.100) Rp 7 triliun. Investasi tersebut diberikan kepada 10 kawasan destinasi wisata baru di Indonesia melalui Qatar Investment Authority. Adapun KEK Mandalika dijanjikan sebagai penerima pertama investasi tersebut.
Abdulbar menambahkan, nota kesepahaman juga telah ditandatangani langsung oleh Chief Executive Officer QIA, Abdullah bin Muhammad bin Saud Al-Thani bersama Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan pada September 2018 lalu.
“Mereka senang sekali dengan KEK Mandalika karena ada potensi pariwisata. Namun, investasi itu langsung dilakukan antarpemerintah,” ujarnya.