Selasa 12 Feb 2019 06:53 WIB

Presiden Panggil Dirut Pertamina Terkait Harga Avtur

Pertamina akan diberi dua pilihan terkait pasokan avtur.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Friska Yolanda
Petugas melakukan pengisian bahan bakar avtur ke dalam pesawat di Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (13/6).
Foto: Antara/Umarul Faruq
Petugas melakukan pengisian bahan bakar avtur ke dalam pesawat di Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (13/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut akan memanggil Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati ke istana pada hari ini, Selasa (12/2). Panggilan ini terkait keluhan para pengusaha perhotelan dan kuliner yang menyebutkan adanya penurunan tingkat hunian hotel hingga 20-40 persen sejak awal 2019 akibat mahalnya harga tiket pesawat. Usut-punya usut, Presiden menyebut bahwa mahalnya tarif disebabkan oleh tingginya harga avtur yang dijual Pertamina.

"Sudah saya jelaskan bahwa karena monopoli harganya jadi tidak kompetitif, bandingkan harga avtur di situ dengan yang dekat kita, terpaut 30 persen," jelas Jokowi usai menghadiri peringatan ulang tahun ke-50 PHRI di Jakarta, (11/2).

Baca juga, Tiket Pesawat Mahal, Pertamina: Avtur Sesuai Formula Baru

Pertamina, selaku 'penjual tunggal' bahan bakar avtur untuk penerbangan domestik, akhirnya ditantang untuk bisa menerima kompetitor lain masuk ke pasar dalam negeri. 

Presiden sebetulnya menawarkan dua opsi kepada Pertamina untuk menindaklanjuti permasalahan ini. Pertama, Pertamina diminta menjual avtur dengan harga yang setara dengan harga internasional. Bila Pertamina tak mau menyanggupi permintaan Presiden, maka Pertamina diberikan opsi kedua yakni berani berkompetisi dengan swasta asing yang bisa saja ikut 'jualan' avtur untuk penerbangan domestik. 

Jokowi mengaku mendapat informasi dari Chairul Tanjung selaku Komisaris Garuda Indonesia bahwa penjualan avtur di Bandara Internasional Soekarno Hatta dimonopoli oleh Pertamina. "Saya akan undang Dirut Pertamina. Pilihannya, harga (avtur) bisa sama tidak dengan internasional. Kalau tidak, saya masukkan kompetitor lain sehingga terjadi kompetisi," jelas Presiden. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement