Kamis 07 Feb 2019 04:00 WIB

Pengusaha Minta Tarif Tol Trans-Jawa Turun 20 Persen

Sopir truk saat ini sudah lebih memilih melewati jalur Pantura karena tingginya tarif

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah petugas mengatur kendaraan melintasi jalan Tol Surabaya Mojokerto saat penyusuran pra uji laik fungsi dan keselamatan Trans Jawa, Gresik, Jawa Tengah, Jumat (7/12/2018).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Sejumlah petugas mengatur kendaraan melintasi jalan Tol Surabaya Mojokerto saat penyusuran pra uji laik fungsi dan keselamatan Trans Jawa, Gresik, Jawa Tengah, Jumat (7/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) mengharapkan tarif Tol Trans Jawa bisa turun 20 persen. Wakil Ketua Umum Aptrindo Nofrisel mengatakan tarif tersebut berpengaruh kepada biaya logistik untuk pengusaha truk.

“Kita merasakan adanya implikasi cost yang naik di struktur cost kita. Jadi mengaturnya itu nggak bisa karena kami merasa komponen tol cukup signifikan pengaruhnya terhadap struktur cost kita,” kata Nofrisel di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rabu (6/2).

Nofrisel mengatakan tarif Tol Trans Jawa untuk kendaraan besar hingga melebihi satu juta rupiah berpengaruh sangat signifikan. Sebab, kata Nofrisel, tarif tol hanya salah satu dari struktur biaya logistik selain bahan bakar, dan ongkos sopir.

Meskipun begitu, Nofrisel belum bisa memperkirakan berapa banyak penambahan biaya logistik setelah tarif Tol Trans Jawa dibu. “Tapi bisa kita bandingkan kalau selama ini Rp 500 ribu sampai Rp 600 ribuan. Sekarang satu juta rupiah lebih jadi ada dua kali lipat,” kata Nofrisel.

Untuk itu, Nofrisel mengatakan tarif Tol Trans Jawa dapat dipertimbangkan dan ditinjau kembali. Menurutnya, beberapa sopir truk saat ini sudah lebih memilih melewati jalur Pantura karena tingginya tarif tol.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement