Jumat 01 Feb 2019 15:06 WIB

Resmi Merger, Kini SMBCI Miliki 97 Persen Saham BTPN

Usai merger, aset Bank BTPN per Desember 2018 menjadi sebesar Rp 189,92 triliun.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolanda
 Bank Tabungan Pensiunan Negara (BTPN)
Foto: Antara
Bank Tabungan Pensiunan Negara (BTPN)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank BTPN telah merampungkan proses merger dengan Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI). Dengan begitu, kini sebanyak 97,34 persen saham perseroan dimiliki oleh bank yang berbasis di Jepang tersebut. 

Direktur Utama Bank BTPN Ongki Wanadjati Dana menjelaskan, sebelumnya telah terjadi penawaran pembelian saham BTPN atau tender offer. "Jadi (saham BTPN) bukan diambil, artinya memang ada beberapa pemegang saham yang melepas sahamnya," ujarnya kepada wartawan, Jumat, (1/2).

Maka, kata dia, sebagai hasil dari pelaksanaan tender offer, hari ini SMBCI menjadi pemilik dominan saham BTPN. Terkait rencana kembali melepas saham ke publik, Ongki menyatakan akan taat pada aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

"Kami akan berkomunikasi dengan pihak OJK. Mengenai bagaimana langkah selanjutnya agar kita tetap sesuai aturan," tuturnya. 

Baca juga, Usai Merger dengan SMBCI, Bank BTPN Resmi Beroperasi

Perlu diketahui, setelah merger aset Bank BTPN per Desember 2018 menjadi sebesar Rp 189,92 triliun. Dengan begitu masuk ke dalam 10 besar bank dengan aset tertinggi di Indonesia. 

Ongki menyebutkan, ada tiga strategi utama yang menjadi fokus Bank BTPN usai merger. Pertama, memastikan proses integrasi dan sinergi kedua bank berjalan lancar. Kedua, fokus dalam mengembangkan bisnis utama yang telah dimiliki kedua bank sebelumnya. 

Ketiga, Bank BTPN akan melanjutkan inovasi dan transformasi. “Kita akan terus mengembangkan bisnis pensiunan, bisnis usaha mikro, kecil, dan menengah, bisnis pendanaan, perbankan digital melalui BTPN Wow! dan Jenius. Termasuk bisnis korporasi yang sebelumnya dimiliki SMBCI,” jelas Ongki. 

Menurutnya, Bank BTPN memiliki potensi untuk mengembangkan segmen pasar yang belum tersentuh, seperti segmen korporasi menengah dan UKM yang lebih besar (segmen komersial) serta mengembangkan cakupan bisnis ritel. Inovasi pun dilakukan dengan memperbesar skala model bisnis BTPN Wow! dan Jenius sebagai platform untuk melayani segmen nasabah yang lebih luas. 

Sementara itu, transformasi dilakukan dengan digitalisasi pada bisnis pensiun, mikro, kecil dan menengah demi meningkatkan produktivitas dan lebih kompetitif. “Ini merupakan awal perjalanan Bank BTPN sebagai bank baru yang lebih besar dan kuat. Kami percaya, Bank BTPN dapat menjadi bank pilihan utama di Indonesia yang dapat memberdayakan berjuta rakyat Indonesia untuk hidup yang lebih berarti,” tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement