Rabu 30 Jan 2019 18:20 WIB

Sentra Jagung Nasional Mulai Panen Raya

Produksi jagung Februari-Maret bisa mencapai target yang ditetapkan pemerintah.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Friska Yolanda
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman didampingi Gubernur Gorontalo Rusli Habibie dan sejumlah pejabat terkait tengah melakukan panen raya jagung, di Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Rabu (230/1).
Foto: Republika/Agus Yulianto
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman didampingi Gubernur Gorontalo Rusli Habibie dan sejumlah pejabat terkait tengah melakukan panen raya jagung, di Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Rabu (230/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa sentra jagung nasional mulai panen pada bulan ini. Februari hingga Maret diperkirakan menjadi waktu panen raya untuk komoditas jagung di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Lampung.

"Gelaran panen raya di Jawa Timur berada di tujuh kabupaten yaitu Tuban, Lamongan, Lumajang, Jember, Kediri, Mojokerto, dan Pasuruan," ujar Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir, Rabu (30/1).

Tidak hanya di Jawa Timur, panen raya jagung juga terjadi di sejumlah wilayah Sulawesi Selatan seperti Kabupaten Takalar, Jeneponto, Pinrang dan Wajo. Bahkan petani jagung di Sumatera Utara sudah mulai melakukan panen raya.

Menurutnya, panen raya di berbagai wilayah di Indonesia berakibat langsung terhadap harga jagung di tingkat petani. Winarno mengatakan, harga jagung mulai turun dan tergolong bagus.

Di Jawa Tengah, harga jagung saat ini Rp 3.600-Rp 3.800 per kilogram (kg) pipilan basah dan Rp 4.500 sampai Rp 4.800 per kg pipilan kering. Sementara harga jagung yang sampai ke peternak berada di kisaran Rp 5.000 hingga Rp 5.200 per kg. 

Baca juga, Impor Jagung Tanpa Batas Kuota Mudahkan Kinerja Bulog

"Kalau kondisi ini terus berlanjut, potensi pertanaman jagung akan meluas karena menjanjikan untuk para petani," kata Winarno. Oleh karena itu, kata dia, dalam melihat persoalan jagung agar tidak berkalkukasi jangka pendek yakni secara harian tidak ada jagung. 

Sementara itu, Ketua Asosiasi Petani Jagung Indonesia (APJI) Sholahuddin mengatakan, produksi jagung Februari-Maret bisa mencapai target yang ditetapkan pemerintah. Apalagi, panen di tahun ini mencakup lahan yang luas.

"Ini saya sedang di Lamongan dan usia pertanaman jagung sudah mencapai umur 85 hari, sebentar lagi panen raya. Ini fakta di lapangan dan bukan pepesan kosong," ujarnya.

Ia menambahkan, areal panen pada panen raya seluas 472 ribu hektare dengan perkiraan produksi 1,9 juta ton. Luas panen terbesar berada di Kabupaten Sumenep, Tuban, Sampang, Jember, Pasuruan dan Lamongan.

Ketua KTNA Provinsi Lampung Kaslan  juga membenarkan potensi panen raya  2019 ini yang lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. "Insya Allah di tahun 2019 ini meningkat, karena di 2018 kemarin jagung itu bagus (harga dan produksinya), biasanya kalau harganya bagus, petani itu mau tanam terus," kata Kaslan.

Terkait dengan isu impor jagung di tahun 2019, Kaslan menyayangkan hal tersebut jika benar-benar direalisasikan. Sebab akan menjadi kendala bagi petani.

"Petani pasti akan terpuruk. Jika itu benar dilakukan, pusat-pusat produksi jagung seperti Lampung ini, (produksinya) pasti akan menurun, ya kita kalau sudah begitu tidak bisa berbuat apa-apa lagi," kata Kaslan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement