Sabtu 26 Jan 2019 21:00 WIB

Di Depan Ibu-Ibu, Jokowi Cerita Pengalaman Usaha Warung

Jokowi mengaku harus meminjam modal untuk bisa mengembangkan usahanya

Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau pelaksanaan program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) binaan PT Permodalan Nasional Madani di Jakarta, Sabtu (26/1/2019).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau pelaksanaan program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) binaan PT Permodalan Nasional Madani di Jakarta, Sabtu (26/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo di hadapan ratusan ibu-ibu binaan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM bercerita tentang bisnisnya yang dimulai dari usaha warung kecil dan modal pinjaman hingga akhirnya bisa besar dan berkembang.

Presiden menuturkan tidak ada usaha yang tumbuh besar tanpa kerja keras. Hal itu pulalah yang ia tekankan kepada para ibu-ibu nasabah Program "Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera" (Mekaar) binaan PT PNM saat peninjauan di Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (26/1).

"Tidak ada usaha yang semakin besar tanpa kerja keras. Tidak mungkin. Saya dulu juga mulai dari warungan kecil. Tanya saja ke tetangga saya di Solo, saya kerja dari jam berapa, pagi subuh sampai tengah malam kadang sampai subuh lagi. Memang harus kerja keras," ungkap mantan pengusaha furnitur itu.

Ia berharap kisah hidupnya membangun usaha bisa memecut semangat para nasabah Mekaar untuk terus meningkatkan usaha mereka. Terlebih, Presiden Jokowi mengaku dirinya bukan orang berada kala itu.

"Saya sadar saya anaknya orang nggak punya makanya saya harus kerja keras," imbuhnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga mengaku harus meminjam modal untuk bisa mengembangkan usahanya. Pinjaman yang diajukan pun, lama kelamaan terus meningkat seiring perkembangan usaha miliknya.

"Dulu saya tahun 1988 (pinjam) dapat Rp 10 juta, naik lagi Rp 30 juta, terus naik lagi sampai Rp 500 juta. Setelah sudah besar begitu ya tidak pinjam lagi," kisahnya.Ia berharap masyarakat bisa memanfaatkan Program Mekaar untuk bisa mengembangkan usaha dan menopang ekonomi keluarga.

"Kalau bisa di Mekaar, nanti bisa kita tarik ke KUR (Kredit Usaha Rakyat), pinjamannya bisa sampai Rp25 juta," katanya. Ia berpesan agar ibu-ibu nasabah Mekaar tetap semangat bekerja keras meski saat ini usaha mereka masih kecil.

"Kalau masih kecil harus kerja keras, awal-awal memang begitu. Saya sembilan tahun kerja dari pagi ke pagi lagi saya alami. Ibu-ibu tahu kan kisah hidup saya? Di pinggir kali, susah, menderita, kesulitan, tapi jangan menyerah. Karena yang bisa memperbaiki keadaan kita ya kita sendiri," pesannya penuh semangat.

Program Mekaar menyasar ibu-ibu atau kaum perempuan dari keluarga pra-sejahtera yang ada di seluruh wilayah Indonesia mulai dari Sabang sampai Merauke untuk dibina dan diberikan pinjaman modal usaha dari PNM. Program tersebut memberikan pinjaman dari mulai plafon Rp 2 juta sampai Rp 5 juta per keluarga.

Hingga saat ini jumlah nasabah Mekaar telah mencapai 4.145.477 nasabah secara nasional. Khusus di DKI Jakarta, jumlahnya mencapai 72 ribu nasabah dengan rincian sebanyak 6.139 nasabah di Jakarta Pusat. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement