Jumat 26 Jan 2018 05:35 WIB

Pengamat: Utang Indonesia Belum Mengkhawatirkan

Utang luar negeri pemerintah Indonesia didominasi utang jangka panjang

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Utang/ilustrasi
Foto: johndillon.ie
Utang/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengamat ekonomi Universitas Indonesia Telisa Aulia Falianty menilai utang luar negeri Indonesia belum terlalu mengkhawatirkan. Meskipun begitu bukan berarti bisa dibiarkan aman begitu saja.

“Belum terlalu mengkhawatirkan tapi memang peringatan itu ada. Artinya kita memang harus mengerem,” kata Telisa kepada Republika, Jumat (25/1).

Dia menjelaskan Bank Indonesia (BI) memang menyebutkan kondisi utang luar negeri (ULN) Indonesia masih aman. Hanya saja pembandingnya dengan negera tetangga seperti Malaysia, Philipina, dan Malaysia tidak sesuai sepenuhnya.

Menurut telisa, rasio ULN Indonesia memang masih di bawah Filipina namun hal tersebut juga tidak apple to apple. Telisa mnuturkan ada beberapa ukurang yang lebih sesuai untuk membandingkan kondisi ULN Indonesia.

Salah satunya yaitu cakupan dan peringkatnya dibandingkan ketiga negara tersebut. “Cakupan dan rating itu menujukkan kesehatan kondisi ekonominya. Jadi kalau kita dengan rasio utang lebih rendah tapi kalau cakupan dan rating kita jelek ya nggak apple to apple,” jelas Telisa.

Dia mengakui jika dibandingkan dengan Filipina, ULN masih lebih baik Indonesia namun tidak dengan Malaysia. Terlebih, Malaysia kondisinya lebih banyak juga yang mau meminjamkan atau kreditur.

Di sisi lain, telisa menuturkan masalah utama yang dihadapi saat ini yaitu jumlah pajak yang dikumpulkan. “Jadi kalau memang tax ratio kita makin baik ya kemampuan berutang semakin baik,” tutur Telisa.

Untuk itu, Telisa menyarankan jumlah pajak yang dikumpulkan masih harus digenjot lagi agar kondisi ULN lebih aman. Menurutnya, ULN Indonesia masih pada lampu hijau namun namun menuju ke lampu kuning.

Meskipun belum masuk ke lampu kuning, namun menurut Telisa rasio utang masih akan terus naik. “Ini bukan terhadap produk domestik bruto (PDB) saja namun juga terhadap ekspor karena ekspor kita melemah jadi mengkhawatirkan untuk utang,” jelas Telisa.

Bank Indonesia (BI) saat ini ULN Indonesia masih dalam kondisi yang aman. Direktur Eksekutif Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Aida Budiman mengatakan saat ini didominasi dengan ULN jangka panjang dengan total keseluruhan dengan jangka pendek mencapai hampir 360 miliar dolar AS.

Aida mengatakan sesuai dengan kinerja perekonomian, komposisinya berimbang antara utang pemerintah dengan swasta. “Kalau kita lihat dari komposisinya, rata-rata 80 persen itu (ULN) jangka panjang. Jangka pendek itu kelihatan levelnya terpisah 15 sampai 20 persen, kalau kita ambil rata-rata mungkin sekitar 17 persen,” kata Aida di Gedung Bank Indonesia, Kamis (24/1).

Jika melihat kondisi tersebut, dipastikan utang luar negeri Indonesia masih aman. Terlebih lagi, lanjut Aida, jika dibandingkan dengan begara-negara tetangga maka level utang luar negeri jangka pendek Indonesia tersebut hanya hanya 13,2 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

Dia menambahkan, jika dibandingkan dengan negara tetangga lain seperti yang paling dekat yaitu Filiphina yang sudah mencapai 16,8 persen ULN jangka pendeknya. Bahkan Thailand dan Malaysia menurutnya ULN jangka pendeknya sudah di atas 40 persen.

Aida mengatakan jika ditotal secera keseluruhan dengan jangka panjang, ULN Indonesia hanya 34,5 persen terhadap PDB. Angka tersebut menurut Aida jika bandingkan dengan negara lain juga relatif kecil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement