Jumat 25 Jan 2019 08:35 WIB

Harga Minyak Bervariasi di Tengah Kekacauan Venezuela

Para pedagang memperhatikan ancaman sanksi-sanksi AS terhadap Venezuela.

Ilustrasi kilang minyak
Foto: AP
Ilustrasi kilang minyak

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak dunia berakhir dengan harga bervariasi pada akhir perdagangan Kamis (24/1). Para pedagang melihat kemungkinan sanksi-sanksi Amerika Serikat terhadap sektor minyak Venezuela dan lonjakan mingguan persediaan minyak mentah AS.

Minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret naik 51 sen AS menjadi 53,13 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara minyak mentah Brent untuk pengiriman Maret turun lima sen AS menjadi ditutup pada 61,09 dolar per barel di London ICE Futures Exchange.

Baca Juga: Rusia Peringatkan AS tak Campuri Urusan Venezuela

Para pedagang memperhatikan ancaman sanksi-sanksi AS terhadap Venezuela, yang akan menyebabkan pasar menjadi lebih ketat. Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Rabu (23/1) bahwa Amerika Serikat telah mengakui pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido sebagai presiden sementara negara itu, sebuah langkah yang muncul setelah Nicolas Maduro dilantik sebagai presiden negara Amerika Latin tersebut awal bulan ini. Trump menambahkan Amerika Serikat akan terus menggunakan kekuatan ekonomi dan diplomatik untuk mendesak pemulihan demokrasi Venezuela.

Namun demikian, kenaikan pasar dibatasi karena Badan Information Energi AS (EIA) melaporkan pada Kamis (24/1) bahwa persediaan minyak mentah negara itu melonjak 8,0 juta barel dalam pekan yang berakhir 18 Januari. Pada 445 juta barel, persediaan minyak mentah AS berada sekitar sembilan persen di atas rata-rata lima tahun untuk sepanjang tahun ini, menurut Laporan Status Minyak Mingguan oleh EIA.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement