REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (BNI) mencatatkan kinerja anak perusahaan yang tidak terlalu membahagiakan tahun ini. Meski demikian kinerja anak perusahaan BNI disepanjang 2018 tetap menunjukkan tren peningkatan yang positif.
Wakil Direktur BNI, Herry Sidharta mengatakan lima anak perusahaan berkontribusi 9,24 persen terhadap laba bersih BNI. BNI group memiliki lima perusahaan anak yang meliputi BNI Syariah, BNI Life, BNI Multifinance, BNI Sekuritas dan BNI Asset Management.
"Kinerja perusahaan anak memang ada yang tidak sesuai harapan, seperti BNI Life, Manager Investasi dan Sekuritas," katanya dalam paparan kinerja BNI tahun 2018 di Grha BNI, di Jakarta Pusat, Rabu (23/1).
BNI Life dengan basis asuransi juga beroperasi untuk investasi. Sama seperti BNI Sekuritas dan BNI Asset Management. Menurutnya laba yang dihasilkan tidak signifikan karena kondisi pasar modal yang kurang baik pada 2018.
Meski demikian, secara keseluruhan bisnis ketiganya tetap surplus. Sementara BNI Syariah dan Multifinance mencatatkam transaksi yang sesuai harapan dengan profit meningkat.
Herry mengatakan tahun 2019 diperkirakan entitas anak usaha akan kembali pada performa prima karena tekanan pada 2019 akan lebih berkurang. Direktur BNI, Adi Sulistyowati menyampaikan laba BNI tumbuh ditopang oleh pertumbuhan kredit.
Ini menciptakan Pendapatan Bunga Bersih (Net Interest Income/ NII) yang tumbuh 11,0 persen yoy yaitu dari Rp 31,94 triliun pada akhir 2017 menjadi Rp 35,45 triliun pada akhir 2018. NII tersebut menjadi sumber pertumbuhan laba bersih BNI yang utama.
Untuk mendorong kinerja entitas anak sekaligus mendorong pertumbuhan anorganik, BNI berencana mengakuisi perusahaan kecil. Baik dari perbankan, asuransi yang bisa menguatkan BNI Life, maupun multifinance. Herry menolak menjelaskan lebih lanjut.
"Ada beberapa perusahaan jadi target kami baik di perbankan maupun insurance untuk melengkapi kita sebagai lembaga keuangan yang profitable. Nanti saya sampaikan lagi," katanya.