Selasa 22 Jan 2019 22:50 WIB

Wapres JK Soroti Pembangunan Infrastruktur Kurang Efisien

Salah satunya pembangunan Light Rail Transit (LRT) yang elevate.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
Wakil Presiden Jusuf Kalla saat membuka Indonedia Millenial Summit 2019 di Ballroom Hotel Kempinski, Sabtu (19/1).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Wakil Presiden Jusuf Kalla saat membuka Indonedia Millenial Summit 2019 di Ballroom Hotel Kempinski, Sabtu (19/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menyoroti pembangunan infrastruktur di Indonesia yang kurang efisien. Salah satunya pembangunan Light Rail Transit (LRT).

Menurut JK, biaya pembangunan LRT yang dibangun di atas jalan tol atau layang (elevate) jauh lebih mahal dibandingkan di bawah. "Saya minta maaf beberapa minggu lalu saya menyampaikan kenapa kita membikin LRT di atas jalan tol, kenapa semahal itu. Harus memahami, bahwa kenapa tetap harus membikin LRT di atas jalan tol, terus kenapa kita membikinnya elevated?" ujar JK di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Selasa (22/1).

Menurutnya, pembangunan LRT elevated membuat jalan tol tidak bisa diperlebar lagi ke depannya karena terdapat tiang-tiang LRT. Padahal, rekomendasi Menteri Perhubungan jika LRT tidak dibangun elevate justru 10 kali lebih murah.

Menurutnya, meskipun LRT di sejumlah negara banyak dibangun elevate, tetapi ada di beberapa negara juga membangun LRT di bawah, seperti di Istanbul, Seattle, dan Madrid. Karena itu, dalam forum tersebut, ia menekankan kepada para insinyur dalam merencanakan pembangunan tetap juga memperhatikan studi kemanfaatan.

"Ini juga bagaimana para insinyur kita memahami bukan hanya sekedar membikin sesuatu tapi manfaat dan studinya hrus baik. Memang seperti itu," kata JK.

Selain itu, dalam kesempatan itu ia menekankan agar pembangunan infrastruktur harus efisien dan disesuaikan dengan kondisi masing masing daerah. Itu menurut JK, agar pembangunan infrastruktur tepat dengan kebutuhan daerah tersebut.

Sebab, menurutnya, ada pembangunan infrastruktur yang tidak disesuaikan dengan kebutuhan daerah tersebut. "Infrastruktur juga harus sesuaikan budaya masing-masing, ring daerah, kadang-kadang bupati suatu kebanggaannya minta jalan tol. Padahal jalan tol itu yang bayar pemakai, rakyat tetap bayar," ujar JK.

Ia menerangkan, ada daerah tertentu yang memang harus terdapat pembangunan jalan tol, seperti daerah di Pulau Jawa karena penyaluran logistik. Namun ada juga daerah yang tidak perlu dibangun jalan tol, cukup jalan biasa.

"Kalau jalan di daerah sangat penting sekali. Ini suatu tanggung jawab kita semua untuk melihat itu sebagai bagian daripada evaluasi kita meningkatkan infrastruktur tapi juga manfaatnya bagaimana," kata JK.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement