Selasa 22 Jan 2019 05:45 WIB

SMF Upayakan Peningkatan Porsi Pembiayaan Syariah

SMF mendorong kerja sama penyaluran dengan BPD syariah, Bank Umum Syariah, dan Unit U

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolanda
Ilustrasi Layanan Bank
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Layanan Bank

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) mengupayakan peningkatan porsi pembiayaan syariah pada bisnis 2019. Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo mengatakan perseroan berkomitmen agar pangsa pasar pembiayaan syariah terus meningkat setiap tahunnya.

"Kita berusaha agar syariah terus naik, peran Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang syariah itu diharapkan bisa mengimbangi porsi yang konvensional," kata dia pada wartawan dalam Corporate Update 2019 di Jakarta Selatan, Senin (21/1).

Sejumlah BPD rekanan SMF menyalurkan pembiayaan melalui skema syariah, seperti BPD Nusa Tenggara Barat dan Aceh. Ia berharap ini dapat mendorong porsi pembiayaan melalui skema syariah pada bisnis SMF.

Direktur Sekuritisasi dan Pembiayaan SMF, Heliantopo berharap peningkatan skema syariah sekitar 10-20 persen pada 2019. Per 31 Desember 2018, outstanding-nya berkisar Rp 1,8 triliun.

"Saat ini, porsi syariah itu memang masih sangat kecil, tapi harus terus meningkat, bagaimana pun caranya harus naik," kata dia pada kesempatan yang sama. Meskipun porsinya kecil, Heliantopo mengatakan permintaannya tetap ada.

Salah satu upaya meningkatkan porsi syariab adalah dengan peluncuran Efek Beragun Aset (EBA) Syariah yang diharapkan memperbanyak pool pengguna pembiayaan syariah. Selain itu, peningkatan porsi syariah juga dilakukan dengan mendorong kerja sama penyaluran dengan BPD syariah, Bank Umum Syariah, dan Unit Usaha Syariah.

"Kita harus banyak sosialisasi dan diskusi, akan dikembangkan dan perlu mengajak masyarakat," katanya. 

Secara keseluruhan, pendanaan pada 2018 mencapai Rp 6,4 triliun. Sebanyak Rp 5,5 triliun berasal dari surat utang dan sisanya pinjaman. Diharapkan, pada 2019, pendanaan bisa mencapai Rp 9 triliun. Heliantopo optimistis target tersebut bisa tercapai dengan sejumlah strategi. Strategi itu seperti peluncuran surat utang maupun pinjaman. Meski demikian, proporsi dan instrumennya akan menyesuaikan dengan kondisi pasar.

"Kita evaluasi dan diskusi setiap pekan untuk menentukan apakah obligasi atau bagaimana," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement