Senin 21 Jan 2019 15:18 WIB

Tahun Ini, IHSG Diperkirakan Bisa Sentuh Angka 7.000

Sektor properti diperkirakan akan semakin membaik usai pilpres

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nidia Zuraya
Sejumlah mahasiswa berada di bawah monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia. ilustrasi
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Sejumlah mahasiswa berada di bawah monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) per tahun 2019 ini diperkirakan mencapai 7.000. Itu artinya, ada kenaikan sekitar 10 hingga 12 persen dibanding tahun lalu.

"Itu sesuai dengan ekspektasi market sendiri," ujar Deputy Head of Equity Research Mandiri Sekuritas Tjandra Lienandjaya saat ditemui di Plaza Mandiri, Senin (21/1).

Menurutnya, sektor yang memiliki kinerja baik terus dipromosikan seperti food and beverage, consumer, perbankan, properti dan healthcare. Sementara, sektor yang tidak perform diprediksi adalah komoditas.

"Komoditas masih belum begitu bagus, tapi ada satu dua yang capaiannya lebh dari yang lain," katanya.

Batu bara, misalnya, termasuk dalam komoditas dengan prospek yang tidak sebagus tahun lalu. Meski ada perusahaan yang akan memiliki pencapaian lebih bagus dibandingkan dari perusahaan sejenis lainnya.

Sedangkan untuk properti, ia memperkirakan akan semakin membaik usai pemilu dilakukan atau pada semester dua tahun ini. "Kalau segalanya berjalan dengan bagus, tentu ada ekspektasi perkembangan ekonomi yang lebih bagus," ujar dia.

Jenis properti yang tumbuh cukup baik saat ini adalah untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) atau low income. Itu artinya, properti yang tumbuh cukup baik adalah yang dibangun untuk pengguna akhir.

Head of Mandiri Institute Moekti Soejachmoen memperkirakan, pertumbuhan ekonomi tahun ini sekitar 5,3 persen dengan inflasi yang hampir sama seperti tahun lalu. Pada tahun ini juga menurutnya akan terjadi satu kali kenaikan 7-Day Repo Rate.

"Dan kami memperkirakan FED-nya akan naik sekitar dua kali. Itu artinya nilai tukar rupiah diperkirakan stabil di angka Rp 14 ribu per dolar AS," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement