Rabu 16 Jan 2019 18:48 WIB

Stok Beras Aman, Mentan: Jangan Dipolitisasi, Kasihan Petani

Mentan tegaskan stok beras Indonesia aman untuk delapan bulan ke depan.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Pertanian Amran Sulaiman panen jagung di Desa Randu Merak, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Rabu (16/1).
Menteri Pertanian Amran Sulaiman panen jagung di Desa Randu Merak, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Rabu (16/1).

REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO -- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memastikan, stok beras yang dimiliki Indonesia aman untuk delapan bulan ke depan. Maka dari itu, Amran meminta semua pihak untuk tidak mempolitisasi soal ketersediaan stok beras di Indonesia.

"Stok beras sudah aman untuk 8 bulan ke depan. Dan harus diingat, sekarang kita sudah transformasi dari pertanian tradisional ke pertanian modern. Artinya setiap hari bisa tanam, setiap hari ngolah, sertiap hari panen," kata Amran saat mengikuti panen jagung di Desa Randu Merak, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Rabu (16/1).

Amran menjabarkan, saat ini Indonesia memiliki stok beras sebanyak 2,2 juta ton yang berada di gudang Bulog. Selain itu, berdasarkan data BPS ada sekitar 8 juta hingga 9 juta ton beras yang tersebar di rumah tangga. Artinya, jika dibulatkan menjadi 10 juta ton beras, sementara kebutuhan makan Bangsa Indonesia per bulan 2,5 juta ton, artinya cukup untuk 4 bulan.

Baca juga, Stok Beras Nasional Aman Sampai Delapan Bulan.

Kemudian, Indonesia juga memiliki standing crop tanaman padi sebanyak 3,88 juta yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari total standing crop 3,88 juta, kalau dikali produksi 5,29 ton itu sama dengan 20 juta ton lebih gabah yang dimiliki Indonesia saat ini.

"Kalau gabah diolah menjadi beras berarti dibagi dua, dari sana sudah ada 10 juta ton beras. Kalau 10 juta dibagi 2,5 juta per bulan, berarti cukup untuk 4 bulan. Berarti sudah ada untuk 8 bulan," kata Amran.

Terkait adanya pernyataan, harga beras di Indonesia merupakan yang tertinggi di dunia, Amran juga membantahnya. Menurutnya, harga beras yang ditetapkan di Indonesia, berada pada peringkat 81 termahal dunia.

"Padahal kita berada pada posisi 81 dunia. Dari 100 lebih negara. Yang paling tinggi adalah Jepang. Harganya Rp 57 ribu per kilogram. Jangan lagi polemik," ujar Amran.

Terkait hasil produksi beras, Amran juga menegaskan, berdasarkan data 2017, Indonesia berada di peringkat tiga dunia. Tepatnya di bawah Cina dan India.

Cina yang berada di urutan pertama mampu memproduksi beras sebanyak 214,4 juta ton beras per tahun. India mampu memproduksi beras 168,5 juta ton per tahun, dan Indonesia sebanyak 81,4 juta ton per tahun. "Jadi jangan lah dipolitisasi, kasihan petani. Masalah ketahanan pangan ini juga menyangkut ketahanan nasional," ujar Amran.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement